jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara merealisasikan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada korban tanah longsor di Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
Mensos mengunjungi warga korban tanah longsor untuk menyerahkan langsung bantuan jaminan hidup (jadup) senilai Rp 3,72 miliar kepada 4.188 kepala keluarga (KK) atau 12.403 jiwa.
BACA JUGA: Mensos Getol Bergerak, Realisasi Anggaran Kemensos Tertinggi
"Ini adalah realisasi kepada rakyat di Kecamatan Sukajaya, khususnya dari empat desa yang terdampak bencana alam longsor," ujarnya.
Ari -sapaan akrab Menteri Juliari- mengaku ikut mendampingi Presiden Jokowi mengunjungi lokasi longsor beberapa waktu lalu. “Lokasi di bawah sana, di dekat puskesmas kalau tidak salah. Pada saat itu belum bisa naik, sampai sini belum bisa, masih tertutup tanah longsor semua,” tuturnya.
BACA JUGA: DPR Setujui Pagu Indikatif Kemensos 2021 Sebesar Rp 62,024 Triliun
Menteri asal PDI Perjuangan itu menceritakan, hujan masih turun saat Presiden Jokowi berkunjung ke lokasi longsor. Kondisi hujan itulah yang membuat sejumlah menteri yang ikut mendampingi Presiden Jokowi merasa waswas.
“Sehingga memang kami ikut ngeri-ngeri sedap juga. Ini ada Presiden, beberapa Menteri, semuanya tumplak di sini. Saya bilang, ‘ayo kita buruan, buruan, begitu’,” ujar mantan anggota DPR selama dua periode tersebut mengenang kejadian saat itu.
BACA JUGA: Andre Hehanusa Terkejut Didatangi Mensos, Ternyata Ini yang Terjadi
Penyerahan jadup tersebut bersamaan dengan peresmian 1.753 hunian sementara oleh Bupati Bogor Ade Yasin. Turut hadir pada penyerahan bantuan itu antara lain Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin dan Komandan Korem 061/Surya Kencana Brigjen TNI Agus Subiyanto.
Mensos juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bogor dan Danrem 061 yang telah membantunya merealisasikan janji Presiden Joko Widodo.
"Terima kasih, Ibu Bupati dan jajarannya, dan juga Pak Danrem yang sudah merealisasikan komitmen Bapak Presiden untuk warga yang terdampak di hunian sementara ini. Mudah-mudahan nanti bisa bermanfaat untuk seluruh warga yang terdampak, dan juga InsyaAllah nanti pembangunan huntap bisa segera diselesaikan, segera saudara-saudara kita bisa menempati hunian tetap tersebut," ungkap bapak dua anak itu.
Mensos juga meminta Bupati Bogor mengkaji wilayah rawan bencana di daerahnya. Tujuannya adalah menghindari korban jiwa dari setiap bencana.
"Artinya, walaupun tidak mudah di lapangan, apakah memang daerah-daerah tersebut masih layak untuk dihuni, karena kalau daerah tersebut masih dihuni, bahkan jumlahnya banyak, sampai kapanpun akan terus terjadi bencana alam yang merenggut korban. Boleh saja ada bencana alam, itu suatu yang pasti di Indonesia, tetapi kalau tidak ada warga yang menghuni kan kerugiannya, khususnya kerugian jiwanya bisa diminimalisasi," ujarnya.
Sebelumnya bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah empat kecamatan di Kabupaten Bogor pada Januari silam. Empat kecamatan itu adalah Nanggung, Kecamatan Cigudeg, Sukajaya, dan Jasinga.
Bencana ini telah merenggut 16 korban jiwa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi karena rumah mereka rusak. Kemensos lantas melakukan beberapa langkah penanganan darurat dan menyalurkan bantuan sosial, antara lain dengan mengerahkan Tagana untuk melakukan aktivitas penanganan darurat bencana, pelayanan dapur umum, serta dukungan psikososial.
Menteri Ari menambahkan, Kemensos telah mengirimkan berbagai bantuan senilai Rp 2,67 miliar tak lama setelah bencana terjadi. "Di luar itu, pada saat bencana, kami juga sudah pernah mengirimkan beberapa bantuan logistik, santunan ahli waris, juga sembako yang nilainya sekitar Rp 2,67 miliar," sebutnya.
"Jadi, kalau ditotal mungkin dari kami selama bencana sampai sekarang sudah sekitar Rp 6,4 miliar yang kami berikan di Kecamatan Sukajaya, khususnya di empat desa yang terdampak ini," tuturnya.
Usai menyerahkan bantuan jadup, Menteri Ari dan rombongan meninjau langsung hunian sementara untuk memastikan kondisinya layak huni. Mensos juga memastikan ketersediaan sumber air yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sambil memutar keran di kamar mandi umum, Menteri Ari menyatakan bahwa air di hunian sementara sangat berlimpah. "Wah ini airnya berlimpah sekali dan airnya juga sangat bening, saya kira layak untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Sementara Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin mengatakan bahwa penyaluran bantuan jaminan hidup dilakukan secara nontiunai. Untuk itu Kemensos menjalin kerja sama dengan Bank Mandiri.
"Kemensos menyalurkan jaminan hidup dengan nontunai. Mereka dibukakan rekening dan dikasih ATM, tujuannya adalah agar bantuan sampai ke penerima utuh sesuai dengan haknya," jelas Pepen.
Salah satu penerima bantuan jaminan hidup, Agus Maulana langsung mencairkannya di gerai Mandiri yang telah disiapkan oleh pihak bank. Warga Kampung Nyomplong, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor itu pun mengucapkan terima kasihnya kepada pemerintah.
"Alhamdulillah saya dapat bantuan sebesar sejuta lima ratus dari Menteri Sosial. Ya bantuan ini akan saya gunakan untuk kebutuhan pokok, sama biaya sekolah untuk pesantren," ucapnya.(ikl)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Antoni