DBS Asian Insights Conference Soroti Strategi Pemerintah Tumbuhkan Ekonomi Pascapemilu

Rabu, 22 Mei 2024 – 18:51 WIB
DBS Asian Insights Conference Soroti Strategi Pemerintah Tumbuhkan Ekonomi Pascapemilu. Foto: DBS

jpnn.com, JAKARTA - DBS Asian Insights Conference 2024 diselenggarakan dengan mengangkat tema “Election to Action: Crafting A Sustainable Future Towards Golden Indonesia 2045 and ESG Excellence”.

Kehadiran Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara, Senior Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig memperkaya acara dengan wawasan strategis mengenai masa depan ekonomi Indonesia pasca Pemilihan Umum (Pemilu DVA).

BACA JUGA: DBS Indonesia Gencarkan Perbankan Keberlanjutan Melalui Inovasi Digital

Konferensi ini juga menyoroti langkah-langkah menuju keberlanjutan dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong mengatakan, taksonomi hijau Indonesia telah menetapkan standar baru untuk penerapan nilai ESG.

BACA JUGA: Tingkatkan Kinerja Pelapak Sampah, Waste4Change dan DBS Gelar Edukasi Literasi Keuangan

"Kami berkomitmen untuk mendukung nasabah korporasi dengan solusi keuangan berkelanjutan yang berfokus pada energi terbarukan dan infrastruktur," kata Lim Chu Chong, dalam keterangannya, Rabu (22/5).

Dia mengungkapkan bahwa hal ini dilakukan sebagai wujud kesiapan kami dalam menyongsong transisi energi pada 2050.

BACA JUGA: Simak 5 Keuntungan Pakai Digital Banking dari DBS

"Kami mendukung visi ‘Indonesia Emas 2045’ untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta kemakmuran regional," tuturnya.

Menurut dia, setelah berakhirnya pemilu, kinerja investasi di Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan.

Fakta ini diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut. Lebih dari itu, dengan berbagai kebijakan pemerintah, tingkat inflasi pun masih terjaga rendah.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara turut memberikan gambaran terkait kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, tahun lalu, Indonesia berhasil menyelesaikan defisit fiskal sebesar 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Ini adalah posisi yang kuat yang diakui oleh komunitas internasional bahwa Indonesia tidak terekspos pada kenaikan suku bunga karena pembiayaan kita berasal dari pasar," kata Suahazil Nazara.

Secara jangka panjang, Indonesia memiliki cita-cita ambisius, yakni Indonesia Emas 2045 untuk menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan salah satu dari lima besar ekonomi dunia.

Untuk mewujudkan aspirasi ini, diperlukan intervensi dalam strategi hilirisasi industri serta praktik terbaik dalam penerapan ESG.

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Indonesia tetap optimistia dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor seperti hilirisasi industri dan peningkatan ekspor non-migas memberikan harapan positif bagi pencapaian target pertumbuhan 5 persen.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler