Dear Bunda, Stok Minyak Goreng Aman, Enggak Perlu Buru-Buru Borong

Selasa, 25 Januari 2022 – 16:40 WIB
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan pasokan minyak goreng kemasan subsidi dalam kondisi aman. Ilustrasi: Elvi R/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan pasokan minyak goreng kemasan subsidi dalam kondisi aman.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan stok di ritel modern kosong dipicu karena rush buying atau terburu-buru membeli.

BACA JUGA: Besok Minyak Goreng Rp 14 Ribu Dijual di Pasar, Dimohon Tak Panic Buying

"Pasokan sejauh ini aman," ujar Oke, Selasa (25/1).

Oke menjelaskan aksi memborong barang atau rush buying dipicu oleh keinginan masyarakat untuk memperoleh minyak goreng kemasan premium.

BACA JUGA: Mak-Mak Panic Buying, YLKI Sebut Pemerintah Salah Strategi Urus Harga Minyak Goreng

Hal itu berdasarkan kebijakan satu harga Rp 14 ribu per liter sendiri berlaku untuk minyak goreng baik kemasan sederhana maupun premium.

"Padahal saya sudah bilang dipastikan dalam enam bulan stok mencukupi," ujar Oke.

BACA JUGA: Minyak Goreng Murah Belum Masuk Pasar Rakyat, Pedagang Rugi, Jualan Enggak Laku

Menurut Oke, panic buying minyak goreng yang juga terjadi di ritel akibatkan terbatasnya kapasitas yang hanya mampu menyalurkan 20 juta dalam sebulan.

Di sisi lain, pemerintah sedang mengenjot produksi minyak goreng 250 juta liter per bulan. Namun, menurut Oke realisasinya baru 50 persen sehingga produksi minyak goreng kemasan hanya 125 juta per bulan.

"Kami upayakan yang 125 juta liter per bulan dan ditingkatkan produksi, tenaga kerja, bahan baku," kata Oke.

Oke mengatakan kebijakan satu harga ini hanya berlaku untuk minyak goreng kemasan kebutuhan rumah tangga masyarakat dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dia melanjutkan minyak goreng curah terutama untuk kebutuhan industri dijual dengan harga yang berlaku di pasar.

Oke berharap masyarakat tidak terjadi panic buying ketika minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter disalurkan di pasar tradisional.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler