Debat Capres Harus Jelaskan Berkembangnya Kelompok Antiradikal

Sabtu, 30 Maret 2019 – 12:29 WIB
Jokowi dan Prabowo Subianto saat debat capres.Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3) malam menjadi sangat penting  di tengah berkembang biaknya kelompok radikal antiideologi Pancasila, eks teroris, dan para preman jalanan. 

Debat di Hotel Shangri La, Jakarta, itu mengusung tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. 

BACA JUGA: Serba-serbi Duel Jokowi Vs Prabowo Malam Nanti

BACA JUGA : Nizar Zahro: Prabowo Pasti Ungguli Jokowi pada Debat Keempat

Neta mengatakan kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, harus menjelaskan kenapa kelompok radikal yang antiideologi Pancasila bisa terakomodir, bahkan mendapat angin dalam euforia Pilpres 2019.

BACA JUGA: Diduga Langgar UU Pemilu, Kubu Prabowo Terancam 1 Tahun Kurungan dan Denda Rp12 Juta

"Sehingga kelompok radikal itu bebas mengibarkan semangat anti-Bhineka Tunggal Ika," kata Neta, Sabtu (30/3). 

Menurut dia, Jokowi dan Prabowo harus menyadari bahwa dalam euforia Pilpres 2019 sudah berkembang biak dan berkamuflase kelompok radikal anti-Pancasila, eks teroris, dan preman jalanan, seolah-olah mereka adalah kekuatan capres tertentu.

BACA JUGA: Prabowo: Hai Para Koruptor, Kau Akan Kami Sadarkan

Neta menegaskan kelompok ini seolah berperan penting untuk memenangkan capres tersebut.

"Padahal manuver kelompok ini merupakan potensi ancaman keamanan, apalagi kelompok ini makin nekat melakukan aksi door to door," ujarnya. 

BACA JUGA : Polisi Imbau Masyarakat Nonton Debat Capres di Rumah

Menurut Neta, bagaimanapun Polri sebagai institusi penjaga keamanan harus mencermatinya, mendeteksinya, mengantisipasinya dan melakukan pagar betis terhadap manuver kelompok ini.

"Kemudian melakukan sapu bersih," tegasnya. 

Menurut Neta, sudah menjadi tugas Polri sebagai aparatur negara untuk mengawal, mengamankan dan menjaga kelangsungan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai ideologi negara. 

Ironisnya, kata Neta, saat jajaran kepolisian melakukan tugasnya ini mereka dituding seolah-olah tidak netral dan ikut terlibat dalam  kepentingan politik praktis.

BACA JUGA : Densus 88 Dikerahkan untuk Amankan Debat Keempat Pilpres 2019

 

Dalam kasus ini IPW berharap kedua capres melihat situasi ini dengan jernih dan jangan terprovokasi ulah kelompok-kelompok yang hendak mendegradasi Bhinneka Tunggal Ika dan hasil pilpres demi tujuan penghancuran ideologi Pancasila.

"Dalam UUD 45 ditegaskan keamanan adalah menjadi tugas kepolisian, sedangkan pertahanan adalah tugas TNI," ungkapnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Sangat Paham Pancasila, Buktinya Mau Usung Ahok di Pilkada Jakarta


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler