Debat II Clinton vs Trump: Tak Sekadar Kebijakan, tapi Kepribadian

Minggu, 09 Oktober 2016 – 05:19 WIB
Persiapan di "arena" debat kedua capres AS di Washington University, St Louis, Missouri, AS. Foto: AFP

jpnn.com - MISSOURI - Sejumlah pakar di Amerika Serikat menganggap debat kedua calon Presiden AS, Donald Trump (Republik) versus Hillary Clinton (Demokrat) di Washington University, St Louis, Negara Bagian Missouri, Senin (10/10) pagi WIB nanti, akan mendatangkan peluang baru buat dua kandidat.

Dengan format debat terbuka ala town hall debate, respons penilaian publik dipastikan tidak akan sama dengan apa yang terjadi pada debat sebelumnya.

BACA JUGA: 900 Orang Tewas, Lihat dan Berdoalah..

"Mereka berdua punya peluang sama besar untuk mencetak prestasi. Mereka juga sama-sama berpeluang menjadi pemenang,’’ kata Peter Pober, pakar retorika sekaligus dosen ilmu komunikasi pada George Mason University. 

Dia menambahkan, debat pertama yang membuat Trump terlihat payah tidak akan berkontribusi apa pun dalam debat kedua. Maka, Trump maupun Clinton perlu tampil habis-habisan.

BACA JUGA: Perempuan Super! 56 Jam Renang Nonstop Lewati Dua Negara

Bagi Trump, debat kedua adalah peluang terbaiknya untuk kembali merebut dukungan publik. ’’Setiap kali ada performa buruk di debat pertama, tekanan untuk tampil baik di debat kedua kian meningkat,’’ ujar Alan Schroeder, penulis Presidential Debates: Risky Business on the Campaign Trail. Maka, Trump pun melakukan latihan khusus Kamis malam (6/10). Dia menggelar acara debat di balai kota Sandown.

Dalam latihan debat di Negara Bagian New Hampshire itu, Trump menggunakan metode yang sama dengan debat kedua nanti. Yaitu, ada pertanyaan langsung dari para penonton. Yang diundang, tentu saja, tidak semua orang. Tapi hanya orang-orang terdekatnya. Trump berlatih selama 40  menit.

BACA JUGA: Matthew Datang, Presiden Obama Umumkan Keadaan Darurat

"Debat dengan format town hall lebih fokus pada kepribadian dibandingkan kebijakan dan Trump harus berempati dan bersimpati pada pemilih serta melupakan bahwa Clinton berada di sebelahnya,’’ ujar pengumpul suara polling dari Republik Frank Luntz. 

Kamis itu, pertanyaan-pertanyaan dari penonton dibacakan moderator Howie Carr. Dia adalah host talk show yang pro Trump di New England.

Sesi latihan tersebut bahkan dilengkapi dengan penghitung waktu agar Trump tak menjawab pertanyaan lebih dari dua menit. Latihan itu diyakini tidak digunakan untuk mempersiapkan apa yang harus dilakukan Trump dalam debat nanti. Tapi lebih pada apa yang tidak boleh dilakukan. Trump menampik bahwa dirinya tengah berlatih. ’’Ini tidak ada hubungannya dengan (debat) Minggu nanti,’’ kilahnya.

Trump bahkan mengomplain pemberitaan media bahwa dirinya tengah berlatih. Menurut Trump, dengan menyebut dirinya tengah berlatih untuk debat nanti, media telah membuatnya terlihat seperti anak kecil. Taipan itu juga menampik bahwa Clinton saat ini tengah mempersiapkan diri untuk debat nanti.

Aturan paling penting dalam debat dengan format di atas adalah jangan sampai melihat jam. Sebab, para penanya maupun pemilih bakal menganggap itu tanda ketidakpedulian terhadap pertanyaan mereka. Mantan Presiden George H.W. Bush pernah melakukan kesalahan tersebut dalam debat serupa pada 1992.

Clinton diperkirakan memasang jebakan lagi kepada Trump. Itu terjadi karena pancingannya soal mantan Miss Universe Alicia Machado pada debat pertama lalu terbukti sukses.

Trump masuk sedalam-dalamnya pada perangkap tersebut. Itu juga yang membuat dukungan untuk sang taipan terus turun. Sebab, media masih membicarakan skandal tersebut sampai pekan ini. (afp/reuters/latimes/usatoday/time/theguardian/hep/sha/c19/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Polisi Perdamaian PBB jadi Korban Badai di Haiti, Anggota Polri?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler