jpnn.com, JAKARTA - Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung perlunya kemudahan akses kesehatan dan pendidikan, kesetaraan bagi semua, sampai internet gratis ketika membuka pernyataan dalam debat kandidat Pilpres 2024 RI yang dilaksanakan di kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
Awalnya, Ganjar dalam pernyataan mengatakan selama masa kampanye banyak menyerap aspirasi rakyat.
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Tampil Kompak, Sat-Set dan Tas-Tes Menuju Debat Pilpres 2024
Dia menyebut semasa kampanye di Merauke menerima aspirasi dari seorang pendeta bernama Leo yang harus menolong ibu melahirkan.
"Maka kita sampaikan kepada pendeta Leo, kami akan bangunkan itu dan kami akan kerahkan seluruh Indonesia bahwa satu desa satu puskesmas dng satu nakes," kata Ganjar membuka pernyataan dalam debat kandidat Pilpres 2024 RI, Selasa.
BACA JUGA: Soal Isu Debat Perdana Capres, Jubir TPN: Pak Ganjar Sudah Kasih Bukti, Bukan Janji
Eks Gubernur Jawa Tengah itu mengaku bakal pula membuat kebijakan yang berpihak kepada guru agama dengan memberikan insentif.
"Insentif kepada mereka kita berikan, agar mereka bisa mengajarkan budi pekerti luhur dengan moderasi agama yang ada," kata Ganjar.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Menawarkan Ide, Prabowo Langsung Bilang Setuju
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) itu mengatakan selama kampanye juga menyerap aspirasi warga di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Ganjar, warga di sana mengeluhkan kemudahan akses internet bagi pelajar yang ingin memperoleh ilmu.
"Catatan ini yang mendorong kami internet gratis untuk para siswa yang bersekolah agar mereka punya kesamaan dengan yang di Jawa," kata dia.
Ganjar dalam pernyataannya juga menyinggung tentang aspirasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) soal penyandang disabilitas memperoleh kesetaraan.
"Pemerintah harus memerhatikan mereka untuk kesetaraan," katanya.
Ganjar dalam pernyataan juga berbicara tentang perlunya demokrasi tidak mengintimidasi pihak yang berbeda pandangan.
Namun, dia menerima aspirasi soal seorang ibu dan Ketua BEM UI Melki Sedek Huang yang terintimidasi saat menyampaikan pendapat.
"Maka yang seperti ini harus usai, dan mereka bisa mendapatkan kebaikan kalau government terjadi," kata dia. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan