jpnn.com, JAKARTA - Pelaksanaan Debat Kandidat menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar telah berlangsung di Studio Kompas TV, Jakarta pada Sabtu (7/11/2020) malam.
Dalam Debat Publik dengan tema "Pendidikan, Transportasi, Lingkungan, Toleransi, Sosial, Budaya dan Keamanan itu, empat pasangan calon (paslon) memaparkan sejumlah program unggulan masing-masing.
BACA JUGA: Bertekad Majukan Pendidikan Karakter di Kota Makasar, IMUN: Siswa Harus Baik Dahulu, Baru Cerdas
Mereka adalah paslon nomor urut 1, Moh. Ramdhan Pomanto - Fatmawati Rusdi; nomor urut 2, Munafri Arifuddin - Abd. Rahman Bando; nomor urut 3 Syamsu Rizal - Fadli Ananda; dan paslon nomor urut 4, Irman Yasin Limpo - Andi Moh. Zunnun Nurdin Halid.
Hasil riset yang dilakukan JPNN dan Mediawave untuk mengukur perbincangan netizen setelah event Debat Calon Wali Kota Makassar 2020 digelar dengan pengambilan sampling pada saat debat digelar dan sehari sesudahnya, yakni 7-8 November 2020, diketahui nama calon wali kota nomor urut 4, Irman Yasin Limpo ternyata paling banyak dibicarakan netizen.
BACA JUGA: IMUN Bertekad Akan Menaikkan Anggaran Pendidikan Hingga 20 Persen APBD
Selama satu hari periode monitoring terdapat 190 perbincangan mengenai delapan kandidat calon wali kota dan wakil wali kota.
Nama Irman Yasin Limpo paling banyak diperbincangkan netizen sebanyak 36 kali dengan sentimen netral 36. Disusul Munafri Arifuddin dwngan jumlah perbincangan 32, sentimen netral 31, dan sentimen positif 1.
BACA JUGA: Inilah Program Irman Yasin Limpo untuk Majukan Pendidikan di Makassar
Berikutnya, Abdul Rahman Bando, jumlah perbincangan 31, sentimen netral 30 dan sentimen positif 1. Posisi keempat ditempati Andi Zunnun dengan jumlah perbincangan 26, sentimen netral 26. Berikutnya, Fatmawati Rusdi, jumlah perbincangan 24, sentimen netral 24, Mohammad Ramdhan Pomanto, jumlah perbincangan 20, sentimen netral 20.
Selanjutnya, Fadli Ananda, jumlah perbincangan 11, sentimen netral 10 dan sentimen negatif 1, dan paling sedikit diperbincangkan adalah Syamsu Rizal, jumlah perbincangan 10, sentimen netral 9 dan sentimen negatif 1.
Untuk melihat calon mana yang mendapatkan sentimen terbaik di mata netizen, JPNN dan Mediawave menggunakan metrik EMSS (Earned Media Share of voice by Sentiment) dan Net Sentiment (NetSen). EMSS adalah nilai dari jumlah sentimen positif dari nama tersebut ditambah dengan sentimen netral kemudian dikurangi sentimen negatif.
Makin tinggi nilai EMSS berarti makin baik nama orang tersebut di mata netizen. Sedangkan NetSen adalah jumlah perbincangan dari nama tersebut dibandingkan dengan jumlah perbincangan semua calon yang lain.
“Jadi makin besar nilai NetSen maka bisa disimpulkan makin banyak perbincangan netizen akan nama ini,” demikian hasil riset tersebut.
Tim risiet melakukan monitoring perbincangan netizen setelah Debat Pilwalkot Makassar 2020 dan perbincangan terbesar adalah pemberitaan dengan judul “IMUN Bertekad Akan Menaikkan Anggaran Pendidikan Hingga 20 Persen APBD".
Dalam debat tersebut, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali kota Makassar, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Nurdin Halid (IMUN) berjanji akan menaikkan alokasi anggaran untuk pendidikan menjadi sebesar 20 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Makassar.
Irman mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Makassar, maka pemerintah kota harus menyiapkan anggaran yang besar.
“Salah satu yang harus disiapkan oleh pemerintah adalah anggaran,” kata Irman saat Debat Publik Kota Makassar yang disiarkan langsung di Kompas TV, Sabtu (7/11/2020) malam.
“Untuk itu mungkin ke depan, kami akan coba untuk menaikkan anggaran (untuk pendidikan) sampai dengan 20 persen," lanjut Irman yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan ini.
Irman pun mengkritik Pemerintah Kota Makassar yang hanya memberikan anggaran untuk sektor pendidikan hanya sebelas persen dari total APBD.
“Keberpihakan anggaran pemerintah kota terhadap pendidikan hanya 11 persen itu tidak sesuai dengan undang-undang yang harusnya 20 persen," ujar mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah ini.
“Apapun kita bicarakan kalau ini tidak kita tempatkan di atas 20 persen, maka hasilnya akan sama saja," sambung tokoh yang akrab disapa None ini.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich