Deddy Mizwar: Masa Orang Gila Bisa Kenali Ulama?

Senin, 12 Februari 2018 – 15:31 WIB
Deddy Mizwar. Foto: Radar Tasikmalaya/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) ikut mengomentari banyaknya serangan kepada simbol dan figur agama.

Khususnya kasus-kasus penganiayaan terhadap beberapa ulama di Jawa Barat. Antara lain Ustaz Prawoto yang dianiaya di depan rumahnya di Bandung Kulon oleh lelaki berinisial AM.

BACA JUGA: Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina Diduga Jaringan Santoso

Ustad Prawoto akhirnya meninggal dunia karena kejadian tersebut. Ada juga penganiayaan penganiayaan kepada pengasuh Pondok Pesantren Cicalengka KH Umar Basri saat shalat subuh. Kedua penganiaya belakangan disebut mengalami sakit jiwa.

Demiz mengaku heran jika pelakunya adalah orang-orang yang dianggap mengalami gangguan jiwa.

BACA JUGA: Saat Pulang Kampung, Suliono Ajak Debat, Ini Temanya

“Modus operandi orang gila (orgil) mengejar ulama. Masa orgil bisa kenali ulama? Kita ingat peristiwa kolor ijo, ulama dituduh santet. Jangan sampai terjadi lagi keresahan-keresahan seperti itu. Meneror para ulama,” ungkapnya kepada wartawan usai mengunjungi Pondok Pesantren Al-Mujahidin Dadaha, Minggu (11/2).

Menurut orang nomor dua di Jawa Barat itu, jumlah aparat keamanan saat ini kurang memadai. Untuk itu, partisipasi masyarakat dalam menjaga dan mengamankan alim ulama sangat dibutuhkan.

BACA JUGA: Penyerang Jemaat Gereja Hanya Tertarik Perempuan Bercadar

“Yang harus siap itu masyarakat Islam sendiri. Harus melindungi ulamanya di mana dia berada. Sebab, kita tidak cukup hanya mengandalkan aparat penegak hukum dengan personel yang kurang memadai,” tuturnya.

Demiz berpesan selain waspada masyarakat pun jangan terprovokasi dengan beberapa kasus yang mencuat belakangan ini.

Seperti teror orang gila terhadap ulama di Kota Tasikmalaya dan penyerangan terhadap empat jemaat Gereja St Lidwina di Kabupaten Sleman, Jogjakarta.

“Jangan sampai kita diadu domba. Seolah ini ada perseteruan agama yang terjadi. Maka baik masyarakat muslim ataupun non muslim patut menjaga tempat ibadah maupun tokoh agama masing-masing. Jangan sampai terjadi miss-persepsi atau saling sangka,” beber dia.

Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf mengajak santri untuk turut serta menjaga keamanan dan ulamanya.

Ulama juga tidak perlu ragu untuk berdakwah meskipun terjadi beberapa teror. “Kami harap peran santri juga bisa hadir. Terlibat menjaga ulamanya jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan,” tutur dia. (igi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosok Suliono, Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina, Ternyata!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler