jpnn.com - BANDUNG-Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meyakini bentrok antara warga Desa Sukamulya dan aparat di Majalengka, Kamis (17/11) kemarin, diprovokasi pihak ketiga.
Menurutnya, ada yang menghasut warga untuk melawan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
BACA JUGA: Cepat Respons Pengaduan Publik, Kabupaten Tabanan Jadi Pilot Project
"Mereka (warga) mau menjual tanahnya tapi dihalang-halangi. Pasti ada tokoh intelektualnya," ucap Deddy di Gedung Sate, Jumat (18/11).
Kericuhan terjadi saat pengukuran lahan untuk perluasan landasan pacu BIJB.
BACA JUGA: Imigrasi Pastikan Seluruh Imigran Bakal Dipindahkan dari Batam
Sebelumnya, proses pengukuran berjalan aman dengan dibantu sekitar 2.000 aparat dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP.
Namun kondisi tersebut berubah saat salahsatu anggota polisi mendapat hantaman batu dari warga yang menolak.
BACA JUGA: Pasha Baca Sambutan Upacara Pakai Gaya Bernyanyi, Eh...Dikritik
"Perusuh sudah diamankan. Mereka membuat senjata tajam, yang berniat untuk merusak harus diamankan. Agar tidak jatuh korban, baik dari kepolisian atau masyarakat," kata Deddy.
Menurut Deddy, warga yang memiliki tanah sebenarnya tidak menolak untuk menjual lahannya. Bahkan dokumen-dokumennya telah diberikan kepada pihak pemerintah.
Sehingga, ia menilai pengukuran lahan seharusnya tidak menjadi masalah
"Sekarang dokumen-dokumen itu diserahkan masyarakat kepada tim pembebasan. Jadi tidak ada masalah sebetulnya," paparnya.
Untuk menghindari konflik yang semakin meluas pihaknya pun sudah menggandeng Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk mencari tahu apa motif terjadinya kerusuhan, dan menelusuri adanya dugaan intimidasi.
"Hukum harus ditegakkan. Komnas HAM hadir di sana bagus biar jelas, siapa yang mendzolimi siapa," tandasnya. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Kritis dan Tewas Akibat Ledakan Kapal Tanker Itu Ternyata...
Redaktur : Tim Redaksi