Defisit Anggaran Terendah Sejak 2016

Rabu, 27 Juni 2018 – 07:20 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Defisit anggaran Indonesia mencapai Rp 94,42 triliun atau 0,64 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Hal itu tidak lepas dari realisasi penerimaan dan pendapatan negara per 30 Mei yang mencapai Rp 685,06 triliun.

BACA JUGA: Potong Gaji PNS untuk Zakat, Upaya Tutup Defisit Anggaran?

Capaian tersebut mencakup 31,6 persen dari target penerimaan dalam APBN 2018. Sementara itu, untuk belanja, pemerintah telah merealisasikan Rp 779,51 triliun atau 35,10 persen dari alokasi.

Dengan demikian, realisasi defisit hingga akhir Mei ini lebih kecil daripada periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA JUGA: 8 Penyakit tak Dibiayai BPJS Kesehatan Masih Wacana

’’Defisit anggaran ini merupakan yang terendah sejak 2016. Pada akhir Mei 2017, defisitnya mencapai Rp 128,7 triliun atau 0,94 persen dari PDB,’’ kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Selasa (26/6).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan, menurunnya defisit lebih disebabkan pertumbuhan realisasi belanja lebih rendah ketimbang penerimaan negara.

BACA JUGA: Gerindra: Target Penerimaan Pajak Pasti Tidak Akan Tercapai

’’Ini diduga kuat strategi pemerintah yang sengaja menahan realisasi belanja beberapa pos anggaran seperti belanja modal yang di dalamnya ada belanja infrastruktur,’’ ujar Bhima.

Bhima menambahkan, sebelumnya sisa anggaran yang belum terserap dalam belanja modal masih cukup tinggi.

Tujuan perlambatan serapan belanja adalah menjadi bantalan dana untuk menutupi lonjakan belanja subsidi energi. (ken/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPJS Kesehatan Tak Boleh Mencari Untung


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler