Defisit Transaksi Berjalan Tetap Berada di Bawah Tekanan

Senin, 22 Oktober 2018 – 10:54 WIB
Bank Indonesia. Foto: dokumen Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui cukup sulit memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) hingga berada di bawah tiga persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Bahkan, pihaknya memperkirakan CAD pada kuartal ketiga ini lebih buruk daripada triwulan sebelumnya.

BACA JUGA: Membedah Keuntungan Transaksi dengan Kartu GPN

CAD pada triwulan kedua 2018 sendiri mencapai tiga persen dari PDB atau USD 8 miliar.

’’Hingga akhir tahun, CAD diproyeksikan tetap berada di bawah tekanan,’’ kata Perry akhir pekan kemarin.

BACA JUGA: Pasar Masih Kecil, Risiko Perbankan Syariah Aman

Sementara itu, Direktur Penelitian CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, proyeksi CAD tahun ini bahkan bisa menembus tiga persen PDB.

’’Sekalipun neraca perdagangan September ini surplus yang cukup di luar dugaan, masih sangat sulit mengharapkan adanya perbaikan CAD yang signifikan sampai akhir tahun,’’ ujar Piter.

BACA JUGA: BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan 2,9 Persen

Piter menjelaskan, umumnya setiap tahun yang mampu menutup besarnya defisit CAD adalah surplus neraca perdagangan barang dan neraca pendapatan sekunder. T

ahun ini kinerja neraca perdagangan barang tidak seperti biasanya karena terus-menerus defisit dipicu besarnya impor migas.

Neraca pendapatan sekunder juga tidak mengalami perbaikan. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan primer tetap besar.

Karena itu, pihaknya menekankan agar pemerintah dan BI harus bekerja keras memperbaiki struktur ekonomi domestik seperti yang tecermin dalam neraca pembayaran.

’’Jadi, jangan hanya berfokus mengurangi impor, tapi juga bagaimana caranya memacu ekspor. Kita juga harus mengurangi defisit neraca jasa dengan benar-benar serius membenahi industri pariwisata dan perkapalan. Kemudian, yang juga harus dioptimalkan adalah pendapatan dari TKI,’’ tutur Piter.

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Alexander Sugandi memproyeksikan CAD tahun ini masih bisa kurang dari tiga persen.

Yakni, di kisaran 2,8 persen dari PDB. Namun, dia tidak memungkiri ada risiko cukup besar bahwa CAD bisa menembus tiga persen.

Meski begitu, pihaknya optimistis pertambahan defisit dalam neraca dagang secara year to date (Januari–September 2018) mulai melambat.

Selain itu, ada dampak dari kebijakan pemerintah dalam mengurangi impor, khususnya barang konsumsi.

’’Walau dampak kebijakan pemerintah untuk menekan impor baru terlihat lebih besar tahun depan, untuk sisa tahun ini ada juga pengaruhnya. Terutama dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi dan penundaan proyek-proyek infrastruktur,’’ kata Eric. (ken/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cadangan Devisa Menyusut, BI Anggap Masih Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler