Deklarasi Kampanye Hanya Berumur 30 Menit, Alamaak!

Senin, 19 Februari 2018 – 07:30 WIB
Maidi, calon Wali Kota Madiun nomor urut satu bersikeras tidak melanggar kesepakatan pelaksanaan kampanye damai di hadapan awak media, Minggu (18/2). Foto: Bagas Bimantara/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com, MADIUN - Dua pasang calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali) Madiun, Jatim, memboikot pawai keliling kota usai penandatanganan deklarasi kampanye damai, Minggu (18/2).

Gara-garanya, cawali Maidi dan cawawali Inda Raya Ayu Miko Saputri dianggap melanggar jumlah kendaraan yang ikut berpawai.

BACA JUGA: Belanja di Minimarket Uang Kurang, Bawa Parang Ngajak Duel

‘’Mencederai kesepakatan yang sebelumnya sudah ditandatangani bersama. Baru saja deklarasi pilkada damai dan jujur, tapi 30 menit kemudian dilanggar,’’ sesal cawali Harryadin Mahardika kemarin.

Pasangan Harryadin Mahardika-Arief Rahman yang berasal dari jalur perseorangan ini berupaya mematuhi aturan bahwa hanya boleh menyertakan tujuh unit kendaraan.

BACA JUGA: Waspada! Hujan Deras Hingga Akhir Februari

Senyatanya, pasangan Maidi-Inda Raya membawa 14 unit mobil hingga terkesan ingin show of force.

Kampanye damai yang digelar KPU Kota Madiun adalah bagian dari prosesi pilkada serentak di 171 daerah.

BACA JUGA: Pemda Ini Butuh Tambahan 2.700 PNS Baru

Diawali pernyataan dan penandatanganan deklarasi damai tiga pasang cawali dan cawawali dan diakhiri pelepasan burung merpati.

Aksi boikot Harryadin Mahardika-Arief Rahman akhirnya diikuti pasangan Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi.

Cawali dan cawawali yang diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, dan PKS itu juga mengungkapkan keberatan yang sama. Mahardika tidak ikut berpawai keliling kota lantaran menilai pasangan Maidi-Inda Raya menyalahi aturan.

‘’Aturan yang sudah ditetapkan KPU seharusnya ditaati peserta pilwakot tanpa kecuali,’’ jelas Mahardika yang kemarin langsung membawa rombongannya pulang ke posko pemenangan di Jalan Timor.

Yusuf Rohana tak kalah kencang berkomentar dengan menyesalkan sikap pesaing yang seenaknya melanggar aturan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berupaya bijak dengan tidak menyalahkan KPU yang berupaya menggaungkan pilkada damai, jujur, dan berkualitas.

Aturan kampanye sudah disusun sedemikian ketat. ‘’Aturan ketat ini tidak dibuat hanya untuk pasangan tertentu, tapi seluruhnya,’’ pinta Yusuf.

Dia meminta aksi boikot yang mewarnai kampanye damai kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Jika calon pemimpin tidak mampu tertib, kata Yusuf, bagaimana hendak menegakkan aturan.

Pun, semua pasangan cawali dan cawawali sudah meneken deklarasi damai. ‘’KPU sudah menyosialisasikan sehari sebelumnya. Tidak bijak kalau ada yang sengaja melanggar aturan,’’ ungkapnya.

Tak urung, Maidi-Inda Raya yang diusung koalisi gemuk PDIP, Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menjadi satu-satunya pasangan yang berpawai keliling kota diantar mobil KPU serta panwaslu.

Maidi berdalih tidak menyalahi aturan lantaran jumlah kendaraan yang berpawai kemarin hanya enam unit.

Di antaranya, satu jip terbuka, satu truk pengangkut sound system, serta empat kendaraan roda empat.

Seluruhnya ditempeli stiker dari KPU. ‘’Kami patuhi aturan, hanya mengikutsertakan enam mobil,’’ ujarnya.

Ke mana delapan unit mobil lainnya? Maidi menyebut delapan mobil itu sedari awal tidak diikutkan pawai. Kendaraan yang dinaiki simpatisannya itu hanya meramaikan deklarasi damai di Lapangan Gulun.

Ketika pawai dimulai, delapan itu bergerak kembali ke posko, bukan ikut pawai. ‘’Enam mobil yang ikut pawai ada stikernya semua. Kalau dua pasangan calon lainnya pulang, itu hak masing-masing,’’ papar Maidi.

Ketua KPU Kota Madiun Sasongko menegaskan hanya tujuh kendaraan roda empat yang diizinkan ikut berpawai.

Sepeda motor dilarang. Pihaknya sudah menyiapkan stiker untuk menandai kendaraan yang ikut berpawai.

‘’Iring-iringan mobil tanpa stiker pasangan calon nomor urut 1 sudah di-cut oleh patroli dan pengawalan (patwal). Tujuannya kembali ke posko, tidak mengikuti pawai,’’ tegasnya.

Sasongko mengaku sempat mengonfirmasi pasangan Mahardika-Arief dan Yusuf-Bambang untuk mengikuti pawai.

Namun, mereka menyatakan tidak ikut serta. Sasongko menilai aksi boikot kemarin lantaran kurangnya koordinasi. ‘’Bukan kesalahpahaman,’’ ujarnya. (naz/c1/hw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panen Melimpah, Harga Cabai Turun Drastis


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler