jpnn.com, JAKARTA - Para deklarator gerakan #2019GantiPresiden mengeluarkan maklumat yang isinya mengimbau masyarakat agar tidak memercayai sejumlah gerakan serupa muncul belakangan ini.
Neno Warisman, selaku anggota Presidium #2019GantiPresiden mengakui bahwa gerakannya bersifat partisipatif. Gerakan ini juga sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, dia menuntut semua gerakan yang menggunakan tagline 2019GantiPresiden untuk patuh pada komando presidium.
BACA JUGA: Dituduh Selingkuh, Mardani PKS Polisikan Akun @KakekDetektif
”Kami mengapresiasi adanya beberapa elemen masyarakat lainnya yang juga mengusung agenda ganti presiden. Namun beberapa gerakan yang ada ternyata tidak berada dalam koordinasi atau struktur komando dari Presidium #2019GantiPresiden ini,” ucap Neno dalam Maklumatnya yang diterima INDOPOS di Jakarta, Minggu (8/7).
Dirinya pun menegaskan bahwa yang tergabung dalam Presidium #2109GantiPresiden merupakan kelompok yang pertama kali menginisiasi dan mempelopori penggunaan tagar tersebut.
BACA JUGA: PSI Sebut Lagu #2019GantiPresiden Penuh Kebohongan
”Bahwa #2109GantiPresiden disadari merupakan kebutuhan mayoritas rakyat Indonesia. Dan kami hanya bertanggung jawab pada semua program yang berada dalam komando Presidium #2019GantiPresiden,” ujar Neno yang juga mewakili anggota Presidium lainnya, yakni Ustad Abu Jibril.
Diketahui sebelumnya, muncul sejumlah pesan di media sosial bahwa akan ada deklarasi pembentukan Komite Persatuan Nasional Ganti Presiden 2019 di pertengahan Juli ini.
BACA JUGA: Takjil #2019GantiPresiden, Ngabalin: Tak Baik di Bulan Suci
”Jadi Maklumat ini kami keluarkan agar kepada semua pihak dan seluruh relawan mengerti dan bersikap tegas pada mereka yang mengecoh masyarakat dengan mengambil nama gerakan ini. Dan deklarasi Komite Nasional itu bukan bagian dari program kita,” pungkasnya. (dil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Forum Masyarakat Tionghoa Kalbar Keberatan Pernyataan Lieus
Redaktur & Reporter : Adil