Delay Ini jadi Catatan Kami

Selasa, 24 Februari 2015 – 07:24 WIB
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait usai menggelar konferensi pers terkait polemik pesawat Lion Air di kantor Lion Air, Jakarta, Senin (23/2). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - MASKAPAI Lion Air membuat gempar dunia penerbangan lantaran delay berkepanjangan yang terjadi sejak Rabu (18/2) lalu. Maskapai milik Rusdi Kirana itu dihujat habis-habisan karena manajemennya tak becus dalam mengurus bisnis penerbangan dan telah merugikan ribuan penumpangnya.

Lalu apa sebenarnya penyebab delay yang berkepanjangan tersebut? Bagaimana nasib ribuan penumpang yang sudah dirugikan? Mengapa lamban untuk menganti rugi kepada penumpang? Berikut petikan wawancara wartawan jpnn.com, Yessy Artada dengan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Polri Sudah Stabil di Dalam

 

Apa yang sebenarnya terjadi pada Lion Air sehingga menyebabkan delay yang berkepanjangan?

BACA JUGA: Ahok Lagi Cari Panggung

Rabu pagi tiga pesawat kita mengalami kerusakan, satu di Semarang itu kena mesinnya. Di Jakarta dua pesawat yang terbang ke Denpasar mengalami kerusakan juga, satu lagi di Cengkareng pesawatnya nggak safe (aman). Demi alasan keselamatan penerbangan maka kami berhentikan pesawat itu.

Berapa banyak jumlah pesawat yang dimiliki Lion Air saat ini? Apa tidak ada pesawat cadangan?

BACA JUGA: KPK Diteror, Koruptor Berteriak Girang

Pesawat yang kami gunakan kurang lebih 81, tapi kami mempunyai kurang lebih 110 pesawat yang tersedia. Untuk pesawat cadangan sendiri, kami memiliki enam pesawat cadangan. Dua di Batam, satu di Surabaya, dua Cengakareng dan satu di Makassar.

Lalu kenapa saat tiga pesawat rusak, pesawat cadangan tidak digunakan?

Untuk menarik pesawat itu ke Jakarta kan butuh waktu, nggak bisa secepat itu.

Apa upaya yang sudah dilakukan?

Kita coba atasi dengan extra flight malam, hanya saja kebentur di operasional, termasuk beberapa bandara di daerah yang sudah melebihi jam operasional dari yang kita perpanjang. Memang langkah-langkah yang di tempuh (Lion Air), tidak cukup untuk menyelesaikan.

Terkait refund tiket dan dana kompensasi? Kenapa Lion Air lambat menangani penumpang dan harus menunggu hari Jumat untuk melakukan refund? Sampai akhirnya AP II yang turun tangan mengeluarkan dana talangan?

Mengenai refund, bukan maksud kami untuk mencari-cari alasan. Pada hari kemarin (Kamis) kita bukan tidak mau mengembalikan, tapi karena hari libur, dan kami tidak memiliki kesediaan dana di Cengkareng dalam jumlah miliaran rupiah. Kesulitan uang tunai di Cengkareng yang jadi masalah karena hari libur. Soal dana talangan, Jumat pagi kami buat kesepakatan dengan Angkasa Pura II. Kami gunakan uang cash dari AP II.

Lalu nasib penumpang yang delay bagaimana?

Kita mengembalikan uang penumpang sebagaimana yang berjalan sekarang. Kepada penumpang kami berikan refund tiket. Selain itu kami juga berikan kesempatan menjadwalkan ulang jadwal penerbangan. Kami berikan waktu minggu depan Senin-Rabu (23-25), tanpa bayar lagi dengan menyampaikan kode bookingnya kepada petugas kami. Kode booking itu yang kami jadwal ulang.

Kemenhub mensetop izin buka rute baru? Tanggapan Anda?

Kalau mengenai izin rute baru, kami akan patuh pada aturan yang diberikan pemerintah. Tapi sebagai pengusaha, kami berpikir mengenai pengembangan, akan kami evaluasi semuanya.

Kondisi keuangan Lion Air sekarang bagaimana?

Nggak masalah. Berapapun kerugian kami atau sampai puluhan miliar itu adalah risiko bisnis yang harus kami tanggung. Mudah mudahan recovery lebih cepat. Saya mohon doa restu dari Anda.

Apa yang ingin Anda sampaikan kepada ribuan penumpang yang sudah kecewa dengan Lion?

Sebagai direktur umum, kami menyampaikan permohonan maaf dan ini menjadi catatan buat kami ke depan. Kami akan berkoordinasi terus dengan teman-teman di Angkasa Pura juga Kementerian Perhubungan. Kalau sering delay, pertanyaan ini menjadi catatan kami di manajemen, kami selalu pelajari. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kami Ingin Pak Jokowi Sadar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler