jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto berkirim surat ke AFC atau FIFA yang berbuah kunjungan delegasi dua lembaga itu ke Jakarta untuk membantu menyelesaikan masalah PSSI menimbulkan kekhawatiran.
"Nanti dikira pemerintah mengintervensi PSSI,” kata Ketua Asosiasi Provinsi PSSI DI Yogyakarta Bambang Kuncoro, Rabu (10/4).
BACA JUGA: Bahas Masalah PSSI, Perwakilan FIFA dan AFC Bakal Datangi Indonesia
Bambang menghargai upaya Gatot, tetapi ada konsekuensinya. Yakni, anggapan melangkahi PSSI dan anggota dalam berkorespondensi dengan AFC dan FIFA serta tuduhan intervensi.
"Kalau tujuan delegasi AFC/FIFA ke Jakarta untuk membantu PSSI menyelesaikan masalahnya, bukankah solusi dari PSSI sendiri sudah jelas, yakni KLB," kata Bambang.
BACA JUGA: Terkait KLB, Gusti Randa: FIFA Anggap PSSI sebagai Anak Nakal
Presiden Persijap Jepara Esti Puji Lestari juga mengaku heran dengan langkah Gatot. Menurut dia, solusi bagi PSSI sudah jelas, yakni kongres luar biasa (KLB).
“FIFA tak perlu terlalu jauh melangkah, cukup memberi rekomendasi bagi PSSI untuk menggelar KLB. Bukankah konon PSSI sudah berkirim surat ke FIFA untuk minta rekomendasi KLB?” kata Esti.
BACA JUGA: Gusti Randa Blak-blakan soal KLB PSSI dan FIFA
Mestinya, kata Esti, pihak Kemenpora mengajukan lembaga independen seperti Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) untuk berdiskusi dengan AFC/FIFA.
“Kalau sesmenpora yang berkirim surat langsung kepada FIFA, itu bisa ditafsirkan intervensi, yang mana melanggar Statuta PSSI dan Statuta FIFA sendiri,” kata Esti.
Dengan mengajukan KPSN sebagai mitra diskusi AFC/FIFA, lanjut Esti, pemerintah tak akan dituduh melakukan intervensi.
“Namun, itu belum terlambat. Masih ada waktu bagi Kemenpora untuk mengajukan KPSN atau mengarahkan delegasi AFC/FIFA bertemu KPSN guna membahas KLB PSSI yang sudah diputuskan Komite Eksekutif," ujar Esti. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Umuh Blak-blakan Mengaku Galang Dukungan agar KLB PSSI sebelum Mei
Redaktur & Reporter : Ragil