Delegasi Afghanistan Belajar Berantas Korupsi dari KPK

Rabu, 08 Maret 2017 – 15:46 WIB
Laode M Syarief. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Minister of Justice Afghanistan H.E Abdul Baseer Haidari bersama Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani serta sejumlah delegasi menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (8/3).

Delegasi sekitar 16 orang itu terdiri dari penasihat presiden bidan antikorupsi, wakil jaksa agung, dan kepala tinggi pengawasan antikorupsi dan direktur Pengadilan Tipikor Afghanistan.

BACA JUGA: Sori, Pengadilan Tak Izinkan Siaran Live Sidang e-KTP

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, Afghanistan ingin mempelajari bagaimana pembentukan badan antikorupsi di Aghanistan. Mereka ingin mempelajari apakah model seperti KPK bisa juga diterapkan di Afghanistan.

"Karena mereka belum memiliki badan antikorupsi sampai sekarang ini," kata Syarif di kantor KPK, Rabu (8/3).

Abdul Baseer Haidari mengatakan, setelah Taliban jatuh pada 2001, berdirilah pemerintahan baru di Afghanistan. Dia menjelaskan, lembaga internasional menyebut tingkat korupsi di pemerintahan baru saat itu nomor dua.

BACA JUGA: Golkar Minta KPK Tak Menggiring Opini soal Kasus e-KTP

Menurut dia, banyak bantuan datang setelah Taliban pergi, seperti dari non goverment organization (NGO) dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Namun, kata dia, pemerintah sebelumnya tidak bisa mengontrol uang datang dan dihabiskan. "Sehingga menjadikan Afghanistan nomor dua tingkat korupsinya," kata dia.

BACA JUGA: Sepertinya Beginilah Peran Papa Novanto di Kasus e-KTP

Nah, Abdul Baseer menyatakan, pemerintahan Afghanistan yang sekarang terus bekerja keras untuk melawan korupsi. Presiden yang sudah bersumpah melawan korupsi, memilih pemimpin yang jujur dan bersih.

"Sudah hampir satu tahun pemerintahan baru dan presiden baru bersumpah untuk habiskan korupsi di Afghanistan," kata Baseer.

Sekarang, lanjut dia, kerja keras melawan korupsi itu sudah menunjukkan hasil. "Sekarang pemerintahan baru Afghanistan bekerja keras lawan korupsi sehingga peringkat kami jadi nomor 8," ujarnya.

Dia menjelaskan setiap Sabtu, presiden, wakil presiden, menteri serta sejumlah anggota DPR menggelar rapat. Mereka semua bekerja keras melawan korupsi sehingga bisa sukses ke peringkat delapan.

"Dan Pak Presiden juga bekerja keras, ada jaksa agung, dan mahkamah hukum untuk melawan korupsi," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia juga tengah bekerja keras melawan korupsi. Karenanya, delegasi datang untuk melihat lebih dekat sejauh mana kerja pemerintah maupun KPK dalam pemberantasan korupsi.

"Tadi kami rapat (dengan KPK), sudah mendengar dan banyak sekali faedahnya untuk kami ambil pengalaman di Indonesia ke Afghanistan untuk lawan korupsi," katanya.

Syarif mengatakan, KPK memang sudah bekerja sama dengan pemerintah negara lain untuk melawan korupsi.

Roya Rahmani mengucapkan terima kasih atas penerimaan KPK. "Insya Allah kami bawa pengalaman ini ke Afghanistan," katanya. Dia berharap hubungan Indonesia dan Afghanistan ke depan bisa lebih erat. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Mohon Doa Tuntaskan Kasus e-KTP


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler