Delegasi Indonesia Pamer Keberhasilan Penanganan Covid-19 di Pertemuan Internasional

Kamis, 29 September 2022 – 15:48 WIB
Perwakilan Indonesia mempresentasikan kesuksesan pengendalian Covid-19 program komunikasi digital dan sosial dalam rapat tahunan Organisasi Internasional Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) di Paris, Perancis. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Bertempat di Kantor Pusat OECD (Organisasi Internasional Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan), perwakilan Indonesia diundang untuk dapat mempresentasikan keberhasilan strategi Indonesia dalam penanganan Covid-19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan behavioural insights.

Delegasi Indonesia dihadiri oleh Akhmad Firmannal, Ardilla Amri, Devie Rahmawati, Rizky Ameliah, Zaky Ramadhan.

BACA JUGA: Sindir Penanganan Covid-19 China, Pemimpin Taiwan Pakai Kata Kejam

Dalam konferensi yang bertajuk 5th meeting of the OECD Expert Group on Public Communication itu dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 15 negara maju di dunia.

Indonesia dan Singapura sendiri diundang mewakili Asia Tenggara.

BACA JUGA: Mendagri Tito Karnavian Ungkap Manfaat Survei Serologi dalam Penanganan Covid-19

Ardilla Amri, salah satu delegasi Indonesia menyatakan kondisi Covid-19 di tanah air sangat kontras dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Indonesia dengan jumlah penduduk 277 juta jiwa, warga yang terinfeksi Covid hingga Agustus 2022 sebesar 6 juta kasus dengan total kematian 150 ribu kasus.

BACA JUGA: Saran Komjen Rycko ke Kapolda Banten Mengenai Penanganan Covid-19, Apa Itu?

"Kondisi ini kontras dengan Amerika Serikat misalnya, yang memiliki penduduk sebanyak 322 Juta, yang terinfeksi Covid mencapai 95 juta orang dengan angka kematian lebih dari 1 juta," kata Ardilla Amri dalam keterangannya, Kamis (29/9).

Dia menyebutkan kehadiran delegasi Indonesia dalam pertemuan Internasional itu merupakan pengakuan terhadap kebijakan dan kolaborasi berbagai pihak.

"Kehadiran delegasi Indonesia merupakan sebuah pengakuan terhadap kebijakan dan program kolaborasi yang dijalankan di berbagai Kementerian, Lembaga, Organisasi Masyarakat Sipil, Kampus, Swasta, Media serta masyarakat di akar rumput,” kata Ardilla.

Senada, Devie Rahmawati yang juga merupakan delegasi Indonesia menyatakan meski bukan negara produsen vaksin, pengendalian Covid-19 berhasil dilakukan melalui program vaksinasi.

"Dengan jumlah populasi, luas wilayah serta serbuan hoaks, program vaksiansi awalnya tidak sepenuhnya disambut positif oleh masyarakat luas, hingga Indonesia pernah mengalami guncangan sosial di saat serbuan varian Delta," ujar Devie Rahmawati.

Program Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi oleh Polda Metro Jaya, menjadi salah satu studi kasus yang diminta untuk dipresentasikan.

Pasalnya, program Vaksinasi Merdeka yang menggunakan pendekatan komunikasi sosial, yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (people centered), dinilai sejalan dengan rekomendasi OECD untuk para pengambil kebijakan di seluruh dunia.

“Vaksinasi merdeka mengawinkan tiga pendekatan yaitu behavioral insights, penggunaan teknologi digital serta kearifan sosial, gotong royong, yang berhasil melahirkan metode penyelengaraan vaksinasi yang kolosal di berbagai titik," tambah Devi.

Metode Vaksinasi Merdeka sendiri disebut ini bukan hanya telah menjadi role model praktispenyelenggaraan vaksinasi di seluruh wilayah nusantara, tetapi terus berkembang menjadi platform yang mampu memfasilitasi semangat gotong royong.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler