Demi Biaya Operasi Anak, Jual Ginjal Bebas HIV

Senin, 22 September 2014 – 16:02 WIB

jpnn.com - SUKABUMI - Pemilik akun jejaring sosial Facebook, Darwin Gondrong memposting status yang tidak biasa, melalui grup jual beli Sukabumi Online Shop. Dia berniat menjual ginjal miliknya seharga Rp 20 juta. Jika terjual dirinya akan menggunakan uang tersebut untuk biaya operasi anaknya yang tidak bisa melihat.

Dalam postingnya, Darwin Gondrong  mengungkapkan ginjalnya sehat dan bebas HIV. "Butuh uang cepat untuk biaya operasi anak saya. Nunggu program pemerintah lambat, tiga tahun belum ada kepastian. Saya lelang ginjal saya sebelah, seharga Rp 20 juta. Sehat bebas HIV. Jika anda berminat hubungi saya 089604196691 alamat daerah Cicurug Sukabumi," tulis pemilik akun Darwin Gondrong.

BACA JUGA: Belasan Jenazah Tanpa Identitas Akhirnya Dimakamkan

Dia tidak main-main melakukan hal tersebut, pasalnya ketika nomor handphone yang dilampirkan dalam posting, benar aktif. Berdasarkan penelusuran Radar Sukabumi (Grup JPNN), pemilik akun Darwin Gondrong ternyata bernama Ade Mulyana (29), warga Kampung Kebonkaung Desa Nanggerang Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Kini dirinya tinggal bersama istri, Iis Aisyah (21) dan dua anaknya di sebuah rumah kontrakan kecil di Kampung Cibeberhilir Desa Purwasari Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

BACA JUGA: Ancam Tutup Pabrik Pemecah Batu Tanpa Izin

Aksi jual ginjal itu dilakukan untuk anak pertama, Mulyana Yusuf yang berusia 5,5 tahun. Yusuf terlahir secara tidak normal, sebab matanya mengalami kebutaan. Kondisi ini yang menjadi alasan Ade, nekat melakukan hal tersebut.

"Demi kesembuhan anak, apapun akan saya lakukan. Termasuk menjual ginjal. Memang terdengar nekat, tapi upaya apalagi yang saya harus tempuh karena tidak ada biaya," kata Ade.

BACA JUGA: Konservasi Penyu Jadi Ikon Baru

Dia mengungkapkan, tidak memiliki pekerjaan setelah habis masa kontrak sebagai buruh di salah satu mini market. Untuk sehari hari, keluarga kecil ini menggantungkan dari pendapatan bulanan Iis yang bekerja di pabrik garmen. Keluarga ini tidak terdaftar sebagai pemilik Jamkesmas dan Jamkesda. Sehingga untuk mengobati anaknya harus menggunakan layanan umum. Kejadian tersebut sudah diketahui pemerintah, namun tidak ada tanggapan.

"Dulu pernah anak saya dibawa berobat, tapi kondisinya tidak berubah karena upaya satu satunya itu operasi yang tentunya butuh biaya besar," ujarnya.

Diakuinya memposting jual ginjal di media sosial dianggap hal yang di luar nalar, nekat bahkan dianggap gila. Tapi untuk kesembuhan anaknya apapun akan dilakukan asal tidak merugikan orang lain. "Saya sudah siap jika ada yang membeli ginjal ini meski ada resikonya," imbuhnya.

Dia berharap pemerintah atau ada pihak lain yang peduli dengan kondisi anaknya. Sementara beragam komentar di media sosial muncul dari postingnya yang meminta Ade untuk tidak melakukan hal tersebut karena masih ada cara lain. (dri/e)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pantai Boom Terus Ditata Menjadi Ikon Wisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler