jpnn.com, TEHRAN - Wabah virus corona di Republik Islam Iran belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat. Meski begitu, pemerintah republik Islam itu nekat mengizinkan kegiatan perekonomian bergulir pekan depan.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, kegiatan-kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan dimulai kembali pada 11 April mendatang. Pemerintah khawatir bahwa langkah-langkah untuk membatasi pergerakan masyarakat untuk membendung penyebaran bisa menghancurkan ekonomi Iran.
BACA JUGA: Virus Corona Makin Gawat, Bagaimana Kondisi 439 WNI di Iran?
"Di bawah pengawasan kementerian kesehatan, semua kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan kembali diadakan mulai Sabtu, kecuali di Tehran," kata Rouhani dalam rapat yang disiarkan televisi.
Republik Islam Iran merupakan negara di Timur Tengah yang paling parah terdampak virus corona. Dari 55 ribu lebih kasus infeksi positif di negara tersebut, sebanyak 3.452 berakhir dengan kematian.
BACA JUGA: Sudah 2 Ribu Tewas Gegara Corona, Iran Baru Terapkan Social Distancing
"Dua pertiga dari seluruh pegawai pemerintah mulai Sabtu akan bekerja di kantor. Keputusan itu tidak berlawanan dengan anjuran untuk berada di rumah, seperti yang telah disampaikan otoritas kesehatan," ucap Rouhani.
Rouhani tidak memberikan keterangan rinci soal apa yang ia maksud dengan kegiatan berisiko kecil.
BACA JUGA: Corona Makin Ganas, Masih Banyak Warga Iran Bepergian, Dampaknya Mengerikan
Para pejabat Iran telah berulang kali mengeluh bahwa banyak warga yang tidak mengindahkan permintaan untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian dalam rangka liburan Tahun Baru, yang dimulai pada 20 Maret. Otoritas kesehatan sejak itu telah memperingatkan kemunculan gelombang baru penularan virus corona di Iran. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil