jpnn.com - JAKARTA – PT Provident Agro melakukan berbagai cara untuk memperkuat modal sebagai bagian strategi jangka panjang. Termasuk melego aset senilai Rp 2,68 triliun.
Dana itu jelas akan dipakai memperkuat modal untuk mendukung strategi dalam jangka panjang. Mulai pelunasan utang dan menambah kas internal sebagai modal kerja.
BACA JUGA: Terbang ke Eropa dan Amerika Dengan Emirates Hemat 30 Persen
”Dengan kas lebih baik, perusahaan mempunyai ruang untuk mengoptimalkan peluang yang ada,” tutur Sekretaris Perusahaan Provident Agro Devin Antonio Ridwan.
Berdasarkan laporan keuangan, setelah transaksi itu, nilai pinjaman perusahaan akan menurun hingga 34,52 persen dari Rp 3,27 triliun menjadi Rp 2,14 triliun. Laba komprehensif perusahaan naik menjadi Rp 864,22 miliar dari sebelumnya di kisaran Rp 627,86 miliar.
BACA JUGA: Sektor Perkebunan Masih Jadi Primadona Investor
Sementara ekuitas meningkat 5,91 persen dengan total aset Rp 4,59 triliun. ”Perusahaan akan tetap fokus meningkatkan produktivitas dan profitabilitas kebun existing. Melalui strategi terukur dan cermat, kami optimistis pertumbuhan bisnis akan terus tumbuh secara optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang,” jelasnya.
Pelepasan aset itu dilakukan dengan melibatkan empat anak usaha. Yaitu PT Global Kalimantan Makmur (GKM) Rp 1,51 triliun dan PT Semai Lestari (SL) Rp 596 triliun kepada Gelanggang Maju Bersama (GMB).
BACA JUGA: Animo Besar, Pertamina Tambah 100 Ribu Tabung Bright Gas
Dan, PT Saban Sawit Subur (SSS) Rp 499 miliar dan PT Nusaraya Permai (NP) Rp 75 miliar kepada Mandhala cipta Purnama (MCP). Kedua perusahaan tidak terafiliasi dengan Provident Agro.
”Ini langkah strategis untuk memperkuat modal dan mengoptimalkan peluang industri di tengah situasi bisnis sawit sangat dinamis,” tegas Presiden Direktur PT Provident Agro Tri Boewono.
Keempat anak perusahaan itu memiliki luas tertanam inti sebesar 14.120 hektare dan 2 PKS dengan total kapasitas 90 ton TBS per jam.
”Harga penjualan aset itu merupakan harga baik di tengah kondisi penuh tantangan. Itu menunjukkan perusahaan mampu mengelola kebun sangat baik, sehingga memiliki nilai tinggi,” ulasnya. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Menurun, Gudang Garam Raih Pendapatan Rp 37 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi