jpnn.com - NUNUKAN - Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPMPT) Nunukan telah merencanakan nilai investasi 2015 lalu sebesar Rp 1 triliun lebih di sektor perkebunan.
Namun, yang terealisai hanya Rp 649 miliar. Tapi, di tahun ini sudah ada dua investor bidang tanaman pangan berinvestasi di Nunukan. Hal itu diprediksi akan menaikkan nilai investasi di Kabupaten Nunukan.
BACA JUGA: Animo Besar, Pertamina Tambah 100 Ribu Tabung Bright Gas
“Sesuai perencanaan kurang lebih Rp 1 triliun tapi hasilnya hanya setengah dan hasil investasi semua di sektor perkebunan untuk sektor lain hingga saat ini belum ada,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penanaman Modal BKPMPT Nunukan Helmi kepada Radar Nunukan, Jumat (19/8).
Untuk hasil investasi tersebut masih dibagi menjadi dua, yakni penanaman modal asing dan dalam negeri. Capaian investasi dalam negeri lebih tinggi daripada asing dengan nilai Rp 538 miliar.
BACA JUGA: Penjualan Menurun, Gudang Garam Raih Pendapatan Rp 37 Triliun
Sedangkan investor asing lima kali lipat di bawah dalam negeri sebesar Rp 111 miliar. Total keseluruhan nilai investasi di Kabupaten Nunukan Rp 649 miliar setahun lalu.
Dia menjelaskan, hasil investasi sebesar Rp 649 miliar yang nyata di lapangan dan hasil tersebut belum masuk di kas daerah. Sebab, dana tersebut dilakukan bagi hasil berdasarkan hasil pajak nantinya.
BACA JUGA: Istimewa, Indofood Catat Penjualan Rp 34 Triliun
Jadi, nilai tersbut tidak bisa dinikmati secara keseluruhan oleh daerah. Sedangkan, untuk sektor lain seperti pertambangan batubara belum terlihat di 2016 ini. Nilai investasinya sangat berbeda dengan sektor perkebunan. Untuk yang melakukan penamanan modal masih unggul dalam negeri.
Untuk penanaman modal asing ada lima investor yang seluruhnya berasal dari Malaysia di sektor perkebunan kelapa sawit.
Di Nunukan, saat ini sektor perkebunan masih menjadi komoditas unggulan seperti tanaman pangan. Sebab, baru-baru ini sudah ada dua perusahaan yang melakukan investasi di bidang perkebunan yakni, PT. Puncak Kemasan Lumbung Dunia dan PT. Wana Lestari. (nal/eza/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Infrastruktur Migas Rp 2 Ribu Triliun
Redaktur : Tim Redaksi