Demi Mega, Wabup Sleman Ikut Cap Jempol Darah

Rabu, 23 Februari 2011 – 01:51 WIB

JOGJA – Kader PDIP terus menunjukan upaya membela ketua umum partainya Megawati Soekarnoputri terkait panggilan pemeriksaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Upaya itu juga ditunjukan ratusan kader dan simpatisan PDIP di Jogja saat mendatangi kantor DPD PDIP DIJ di Jalan Tentara Rakyat Mataram, Selasa (22/2)

BACA JUGA: Pengemis Marak, Walikota Pusing



Mereka menggelar  aksi cap jempol darah sebagai bentuk pembelaan terhadap Mega
Di antara ratusan kader itu, terlihat Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.
 
Yuni yang akrab disapa dengan panggilan Neni itu ikut membubuhkan cap jempol darah di atas kain mori yang dibentangkan di halaman depan kantor partai

BACA JUGA: Mantan Bupati Tobasa Monang Sitorus Ditahan

Aksi itu juga dihadiri sejumlah anggota FPDIP DPRD Kabupaten, Kota, dan Provinsi se-DIJ
Di antaranya Wakil Ketua FPDIP DPRD DIJ Esti Wijayati

BACA JUGA: Tuntut Penyelesaian Kasus Bansos



Namun Ketua DPD PDIP Idham Samawi tak terlihat di antara peserta aksiRangkaian aksi itu diawali dengan antre simpatisan PDIP saat mengambil jarum sekali pakaiSetelah mengambil jarum,  mereka membersihkan jempol dengan alkohol dan kemudian menusukan jarum ke jempol merekaSetelah darah keluar, mereka menempelkan jempol mereka ke kain putih sepanjang 3 meter. 

Usai melakukan cap jempol darah, simpatisan Megawati membubuhkan tanda tanganSecara bergantian mereka melakukan aksi ini.
 
Setelah itu, peserta aksi melanjutkan dengan orasiSecara bergantian, satu per satu perwakilan dari DPC PDIP Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Kota Jogja menyampaikan sikap mereka

Wakil Ketua DPD PDIP DIJ Untoro Hariadi mengaku belum dapat memastikan kader partainya yang ikut aksi cap jempol darah“Jumlahnya banyakIni aksi spontan kader-kader PDIP,” kata Untoro“Kami keluarga besar PDIP merasa terkejut atas dipanggilnya ketua umum PDIP, Ibu Hj Megawati Soekarno putri oleh KPK sebagai saksi dalam kasus penyuapan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004Pemanggilan itu kami pandang penuh rekayasa dan sarat kepentingan politikItu jelas bentuk penghinaan terhadap kehormatan dan lambang partai,” ujar Untoro.

Untoro menyatakan, pemanggilan itu penuh rekayasa dan kepentingan politik“KPK telah menjadi alat kekuasaan untuk mewujudkan kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan tertentu,” kritiknya.

Untoro juga mengungkapkan rencana untuk memberangkatkan ribuan  kader dan simpatisan PDIP Jogja ke Jakarta untuk membela MegaBahkan pihaknya sudah sudah membuka posko Pasukan Bela Anak SoekarnoPosko itu antara lain berada di Bantul.

Sekretaris DPD PDIP DIJ, Bambang Praswanto, juga menuding adanya politisasi hukum dalam proses pengungkapan kasus penyuapan pemilihan DGS BI"Hukum harus jadi alat rakyat mewujudkan keadilan bukan alat kekuasaan,” tegasnya.(kus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejaksaan Tahan Mantan Bupati Tobasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler