Demi Menang Pemilu, Erdogan Rendahkan Profesi Guru

Senin, 25 Juni 2018 – 08:19 WIB
Poster kampanye Recep Tayyip Erdogan. Foto: Reuters

jpnn.com, ANKARA - Recep Tayyip Erdogan menghalalkan segala cara demi mengalahkan lawan-lawannya dalam pemilihan presiden Turki. Dia bahkan sampai tega merendahkan profesi mulia seperti guru untuk menyerang rivalnya.

Dalam kampanye terakhirnya Sabtu (23/6), Erdogan menegaskan bahwa menjadi presiden bukanlah perkara mudah. Karena itu, dia mengimbau rakyat Turki kembali memilih dirinya.

BACA JUGA: Pemilu Turki: Erdogan Dikeroyok 5 Jago Oposisi

Sebab, jika dibandingkan dengan lima kandidat lainnya, dia punya lebih banyak pengalaman. Sebelum menjadi presiden pada 2014, Erdogan sebelas tahun duduk di kursi PM.

”Dibutuhkan banyak pengalaman (politik) untuk menjadi presiden,” paparnya di hadapan pendukungnya.

BACA JUGA: Kemenag Segera Menggelar Seleksi untuk Calon Guru Madrasah

Kalimat itu dia lontarkan untuk Muharrem Ince. Kandidat yang diusung Partai Rakyat Republik (CHP) itu adalah pesaing utama Erdogan.

Dalam kesempatan itu Erdogan menyindir profesi Ince sebelum terjun ke gelanggang politik, yakni guru olahraga. Menurutnya, seorang guru olahraga tidak akan sanggup memimpin sebuah negara.

BACA JUGA: Dibuka Lowongan Guru dan Tenaga Kependidikan MAN IC

"Menjadi guru olahraga tidak sama dengan memimpin negara," ujarnya.

Mendiskeditkan rival bukan satu-satunya cara Erdogan memastikan kemenangan. Di hari pemilihan kemarin, Minggu (24/6), dia mengerahkan aparat keamanan dalam jumlah besar ke tempat-tempat pemungutan suara. Untuk kota besar, pengamanannya berlipat ganda.

Dalil yang digunakan untuk mengerahkan pasukan adalah pemilu kali ini digelar dalam status darurat. Sejak kudeta gagal pada 2016 hingga sekarang, Erdogan masih memberlakukan status darurat di Turki.

”Pemungutan suara berjalan lancar dan damai,” kata Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul setelah memberikan suaranya di TPS Gaziantep.

Kepada Reuters, dia menyatakan bahwa pemerintah sengaja mengerahkan sejumlah besar aparat di kawasan tenggara. Sebab, mayoritas penduduk di sana adalah kaum Kurdi yang selama ini bersebrangan dengan Erdogan.

Jika terpilih kembali sebagai presiden, Erdogan berjanji untuk meningkatkan proyek infrastruktur Turki. Dengan demikian, perekonomian negara tersebut kian menggeliat.

Saat ini, nilai tukar lira Turki terhadap dolar AS anjlok. Selain itu, angka inflasi mencapai 11 persen. Fakta tersebut membuat masyarakat mengeluh karena beban perekonomian mereka terlalu besar. (hep/c6/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Guru MAN 2 Deliserdang Terjaring Tim Saber Pungli


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler