jpnn.com, ANKARA - Untuk kali pertama, Minggu (24/6) Turki menggelar dua pemilihan umum (pemilu) sekaligus. Yakni, pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif nasional.
Recep Tayyip Erdogan mempertaruhkan jabatannya dalam pemilu ini. Jika strategi politiknya jitu, dia akan kembali menjabat sebagai presiden Turki.
BACA JUGA: Foto Bareng Presiden Erdogan, Gundogan Diejek Fan Tim Jerman
Tapi jika kalah, dia terpaksa membiarkan lawannya memiliki kekuasaan yang jauh lebih besar ketimbang saat dirinya menjabat. Itu disebabkan sistem pemerintahan Turki bakal berubah menjadi presidensial tahun depan.
Kubu oposisi pun sepakat mengadang kemenangan sang pemimpin. Karena itulah, oposisi yang bersatu dalam Aliansi Kebangsaan mencalonkan lima kandidat untuk ”mengeroyok” Erdogan.
BACA JUGA: Anies Bertemu Erdogan di Istanbul, Begini Ceritanya
Oposisi berharap lima kandidat itu bisa memecah perolehan suara Erdogan. Apabila nanti tidak ada kandidat yang memperoleh suara lebih dari 50 persen, pilpres akan berlanjut pada putaran kedua.
Rencananya, pilpres putaran kedua dilaksanakan pada 7 atau 8 Juli. Jika itu terjadi, oposisi sepakat mendukung kandidat yang punya suara paling banyak.
BACA JUGA: Ngebet Perpanjang Kekuasaan, Erdogan Percepat Pemilu
Sejauh ini, Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik (CHP) menjadi kandidat oposisi dengan dukungan terkuat. Dia berjanji untuk mencabut status darurat Turki dalam 48 jam pertama setelah terpilih menjadi presiden.
Di hadapan para pendukungnya di Istanbul pada Sabtu (23/6), dia menegaskan bahwa pemerintahannya akan mempertimbangkan ulang perubahan sistem pemerintahan yang disepakati dalam referendum 2017.
Selain Ince, kandidat oposisi lain yang berpeluang menang adalah Meral Aksener. Perempuan 61 tahun yang pernah menjabat menteri dalam negeri tersebut diunggulkan oleh kaum hawa.
Jika menang, Aksener akan menjadi perempuan pertama yang menjadi presiden Turki. ”Saya sungguh-sungguh berharap pemilu ini akan mendatangkan keuntungan bagi rakyat banyak,” harapnya seperti dikutip BBC.
Total, pemilih dalam pemilu kemarin berjumlah 59 juta orang. Mereka terdiri atas 56 juta pemilih di dalam negeri dan 3 juta pemilih yang tinggal di luar Turki.
Para pemilih di dalam negeri punya waktu sekitar sembilan jam untuk memberikan suara mereka di TPS-TPS yang sudah disediakan. Mereka berhak memilih presiden dan anggota parlemen nasional yang berjumlah 600 orang. (hep/c6/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Erdogan Panggil Umat Muslim di Dunia Lindungi Al Aqsa dari Israel
Redaktur & Reporter : Adil