jpnn.com - JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) disarankan menggunakan teknologi Nano dalam mengeksplorasi minyak yang ada di wilayah Indonesia. Selain bisa menambah produktivitas sumur, Nano bisa juga mengaktifkan kembali sumur-sumur minyak yang tidak lagi berproduksi.
Teknologi yang disebut digunakan pertama kali di Rusia ini, sudah digunakan oleh beberapa negara penghasil minyak dunia. "Sudah saatnya pemerintah melalui Pertamina melakukan terobosan mengangkat produktivitas minyak dengan menggunakan tekhnologi ini," ujar Rosa Richir, dari Himpunan Magister Teknik Perminyakan Universitas Trisakti, kepada wartawan, Minggu (1/2).
BACA JUGA: JK Sreg Rusunami, Risma Pilih Rusunawa
Rosa berharap Indonesia dapat segera menggunakan teknologi ini dalam waktu dekat. "Kalau ini digunakan di Indonesia, saya yakin produkitifitas minyak Indonesia akan naik sebesar 20 persen," jelasnya.
Teknologi Nano ini pertama kali dikenalkan perusahaan asal Rusia, yakni PT Novomet Artificial Lift. Direktur PT Novomet Indonesia Alexander Maltsev, menjelaskan jika teknologi yang dimilikinya ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
BACA JUGA: ISC Pertamina Dicap Berikan Contoh Buruk
"Kami siap membantu Indonesia untuk stabilisasi produksi minyak melalui pemanfaatan teknologi baru," ujar Maltsev.
Melalui teknologi yang telah dikembangkannya, Alexander menjelaskan, pihaknya dapat membantu reaktivasi sumur-sumur minyak yang tak lagi berproduksi, membangun sumur-sumur dalam beragam kondisi ekstrem serta menyediakan peralatan produksi minyak dengan masa pemakaian yang lebih panjang.
BACA JUGA: Anak Alex Noerdin Sebut Tol Palembang-Indralaya Diguyur Rp1 T
"Teknologi kami sudah dipakai di sekitar 15 negara. Saat ini kami masuk pada fase berikutnya untuk melakukan penetrasi di kawasan Asia Pasifik. Saya yakin dengan kerjasama dari masyarakat Indonesia dan teknologi baru, rasanya kita bisa membuat Indonesia menjadi pemimpin di kawasan ini," tandasnya.
Dari peneliti Poverep Energy Institute, Zainal Achmad mengatakan hingga saat ini kondisi cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia semakin terbatas. sementara pertumbuhan peningkatan cadangan minyak berjalan sangat lambat.
"Jadinya produksi minyak terus menurun tajam dan kenyataannya sekarang bahwa negara kita telah menjadi net oil importer," katanya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VII Geregetan Pertamina tak Beberkan Proses Tender Minyak Mentah
Redaktur : Tim Redaksi