Demi Ternak, Warga Menolak Dievakuasi

Sabtu, 15 Februari 2014 – 18:35 WIB
Demi ternak, banyak warga menolak dievakuasi. Foto: Malang Post/JPNN.com

jpnn.com - MALANG – Ironis. Bencana di depan mata dan kapan saja nyawa menjadi taruhannya, namun sebagian warga Dusun Ngramban Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur menolak dievakuasi.

Mereka memilih tetap tinggal di rumahnya, karena takut harta bendanya hilang dicuri. Selain itu, mereka juga tidak mau meninggalkan ternaknya.

BACA JUGA: Lindungi Stupa Candi Borobudur dari Hujan Abu Kelud

‘’Siapa yang mau ngasih makan sapinya mas,’’ kata Suwaji salah satu warga Dusun Ngramban yang tidak mau dievakuasi tersebut seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group), Sabtu (15/2).

Musadi, warga lainnya justru dengan enteng menyebut, abu vulkanik ini hanya membuat beberapa atap rumahnya rusak. Namun, tidak sampai membahayakan keselamatan jiwanya.

BACA JUGA: Ngantuk, Tabrak Pohon, Gigi Rontok

‘’Kami masih melihat kondisi gunung Kelud belum terlalu membahayakan. Makanya kami memilih tinggal. Lagian peliharaan sapi saya lumayan banyak,’’ akunya sambil tertawa.

Meski untuk keluarga lainnya, dia mengaku sudah mengungsikan terlebih dahulu. ‘’Kalau nanti meletus lagi, saya dan anak saya akan mengungsi pakai motor,’’ katanya.

BACA JUGA: Warga Takut, Gajah Masuk Pemukiman saat Malam

Praktis, berbagai rayuan diberikan, namun mereka ngotot tinggal. Meski petugas sudah meyakinkan jika harta benda mereka aman. Petugas, akan selalu patroli dan menjaga kawasan tersebut.

Dilain tempat, di Dusun Klangon Desa Pandansari, warga baru mau mengungsi setelah petugas berulang kali melakukan pendekatan. Meski sebagian warga lainnya menolak untuk diungsikan.

Padahal kondisi di dusun ini sudah lumpuh total. Tebal debu vulkanik di jalan saja sekitar setengah meter. Kondisi sebagian rumah warga, atapnya ada yang ambruk sampai bolong.

‘’Lima warga yang tidak bisa jalan (lumpuh), terpaksa kami gendong. Sisanya memilih menetap karena harta bendanya,’’ jelas Solihin petugas dari TNI yang membopong seorang kakek yang lumpuh itu.

Saimin (74) warga Dusun Klangon Desa Pandansari mengungkapkan, dampak meletusnya gunung Kelud paling parah memang tahun ini. Sebelumnya tiga kali meletus tidak separah saat ini.

‘’Warga sini sudah terbiasa dengan abu vulkanik akibat letusan gunung Kelud. Sekarang paling parah. Makanya kami memilih mengungsi sementara waktu,’’ ungkapnya sembari dinaikkan ke truk evakuasi. (feb/mik/sit/avi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Ular Sanca Diamankan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler