jpnn.com, JAKARTA - Pelibatan Polri dalam pengamanan tes CPNS tidak membuat honorer K2 (kategori dua) jadi gentar. Mereka tetap akan melakukan aksi demo dan mogok di daerah-daerah. Bahkan aksi akan berlanjut pada demo nasional.
Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih mengungkapkan, mereka akan terus berjuang sampai ada kebijakan yang lebih populis. Formasi khusus bagi honorer K2 harus dijabarkan utuh dan bukan setengah-setengah.
BACA JUGA: Ketum Honorer K2: Tengoklah Kami Wahai Pemerintah
"Namanya formasi khusus tentu ada perlakuan khusus lah. K2 itu kan bukan hanya guru dan tenaga kesehatan, ada profesi lainnya yang harus diperhatikan. Begitu juga dengan usia, kenapa pakai batasan," kata Titi kepada JPNN.com, Sabtu (29/9).
Dia menegaskan, sudah menginstruksikan seluruh anggotanya untuk maju terus pantang mundur, tidak ada kata takut dan menyerah untuk K2.
BACA JUGA: Polisi Ikut Jaga Tes CPNS 2018 untuk Adang Aksi Honorer K2?
Menyampaikan aspirasi dijamin undang-undang, kenapa dilarang atau disetop.
"Kami bukan mau makar atau buat keributan kami hanya tuntut keadilan tuntut hak kami. Itu saja!," ujarnya.
BACA JUGA: 4 Ribu Guru Honorer K2 Mogok Mengajar Hingga Besok
Titi mengaku heran dengan sikapk pemerintah yang seolah-olah membatasi ruang gerak honorer K2, ingin menyampaikan aspirasi saja harus dibatasi.
Sementara Koordinator FHK2I DKI Jakarta Nurbaiti, dengan masuknya Polri dalam mengamankan pelaksanaan tes CPNS akan membuat situasi mencekam. Seolah-olah akan ada aksi anarkistis yang dibuat masyarakat terutama honorer K2.
"Lah pak menteri takut ya sama aksi honorer, sampai minta bantuan Polri sama TNI. Hello pak menteri, honorer bukan seorang monster yang menyeramkan tapi justru harus dicarikan solusi yang berkeadilan. Jangan juga polisi dihadapkan dengan kami," cetusnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2: Kenapa Kami Tidak Diprioritaskan?
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad