Demo Kok Pakai Spanduk Berlogo Palu Arit

Sabtu, 08 April 2017 – 21:41 WIB
Kaus bergambar palu arit. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BANYUWANGI - Unjuk rasa warga yang menolak tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jatim berbuntut panjang.

Dalam spanduk demo yang dilakukan warga pada Selasa (4/4), muncul logo bergambar palu arit yang disebut-sebut sebagai simbol PKI.

BACA JUGA: Maaf, Pak Kapolda Ogah Ladeni Permintaan Habib Rizieq

Munculnya logo tersebut memicu kemarahan berbagai elemen masyarakat.

Karena itu belasan kader Nahdlatul Ulama (NU) mendatangi Mapolres Banyuwangi.

BACA JUGA: Ini Kata Mabes Polri soal Gambar Palu Arit di Masjid

Mereka mendesak pihak kepolisian untuk mengusut dalang pemasangan logo PKI dalam spanduk tersebut.

"Kami meminta kepolisian tegas dan bertindak nyata terkait persoalan ini. Jangan sampai berlarut-larut. Sebagai bangsa, kita sudah sepakat bahwa PKI adalah musuh bersama, musuh negara," tegas perwakilan NU dari Pesanggaran Gus Mubarok.

BACA JUGA: Tenang...Gambar Palu Arit Hanya Kerjaan Orang Iseng

Belasan kader NU mendatangi polres sekitar pukul 10.00. Mereka dipimpin Wakil Ketua PC NU Banyuwangi Nanang Nur Ahmadi dan Ketua MWC NU Pesanggaran Makinudin.

Hadir juga Ketua Forum Silaturahmi Kader Ansor dan NU (FOSKANU) Abdillah Rafsanjani.

Selama di mapolres, mereka diterima Kasatintelkam Polres Banyuwangi AKP Bambang T.B.

Nanang menyatakan, kedatangannya ke Polres Banyuwangi mengadukan munculnya logo palu arit dalam spanduk unjuk rasa antitambang tersebut.

"Kami meminta aparat kepolisian segera menindaklanjuti hal itu. Sebagai bukti pengaduan, kami lampirkan bukti berupa rekaman dan foto logo palu arit," ujarnya.

Sebagai anak bangsa, lanjut Nanang, PC NU bersama umat siap menjadi garda terdepan untuk mendukung aparat kepolisian dalam menumpas gerakan komunis di Indonesia, khususnya di Banyuwangi.

PKI, lanjut dia, adalah organisasi terlarang di Indonesia.

Abdillah menambahkan, pengaduan tersebut dilakukan untuk mencegah konflik horizontal di Pesanggaran.

Jika ditarik ke bela­kang, pernah terjadi pembakaran, pembongkaran, dan pemaksaan kehendak.

Menurut dia, hal itu merupakan ciri komunis jika ada keinginan yang tidak tercapai.

"Karena itu, dengan munculnya logo palu arit, kita kaitkan jangan-jangan memang ada komunis yang bermain di belakang ini," ungkapnya.

Awalnya, NU menganggap demonstrasi tersebut adalah hal lumrah. Bagi NU, demonstrasi merupakan aktivitas yang dijamin undang-undang.

Keresahan baru muncul saat masyarakat resah atas penggunaan logo PKI.

Kemunculan logo tersebut berbahaya dan dikhawatirkan menjadi indikasi kebangkitan komunisme di Banyuwangi.

Aksi menolak penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kembali disuarakan warga sekitar.

Dalam aksi itu, mereka memasang spanduk yang berisi penolakan tambang emas pada Selasa (4/4).

Aksi yang dipelopori Budi Pego itu diawali dengan memasang spanduk yang dibentangkan di jalan tikungan depan gerbang masuk wisata Pulau Merah, Dusun Pancer, Desa Sumberagung.

Aksi tersebut berlangsung hingga sore dengan jalan menuju kantor Kecamatan Pesanggaran.

"Warga tetap menolak tambang emas, kini semakin meresahkan," cetus Budi Pego, koordinator lapangan (korlap) aksi, kala itu.

Wakapolres Banyuwangi Kompol Mohamad Yusuf Usman ketika dihubungi tadi malam mengaku masih berada di Surabaya.

Dia tidak berani berkomentar terkait desakan warga NU tersebut.

"Waduh jangan saya. Langsung saja ke Kapolres," ujarnya.

Kapolres Banyuwangi AKBP Agus Yulianto juga belum berhasil dihubungi.

Namun, ketika ditanya wartawan setelah salat Jumat (7/4), dia tidak mau berkomentar.

Namun, informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, satreskrim telah membentuk tim untuk menangani pengaduan warga NU tersebut. (aif/c21/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulah Siapa Ini Berani Gambar Palu Arit di Toilet Masjid


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler