Demo Marak Lagi, Ini Pesan Serius dari Prof Jimly

Senin, 12 Oktober 2020 – 08:13 WIB
Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie saat wawancara program Ngompol (Ngomongin Politik) JPNN.com di Kediamannya, Jakarta, Rabu (5/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa tekanan politik sebanyak-banyaknya untuk menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) tidak akan efektif.

"Jadi, demo untuk memberi tekanan politik sebanyak-banyaknya, ya kan, tidak akan efektif. Karena, ini akan dimusuhi oleh penguasa. Pasti dimusuhi," ucap Prof Jimly.

BACA JUGA: Hari Ini Ada Demo Buruh Lagi, Besok Massa FPI, PA 212, GNPF Ulama

 

Hal ini disampaikan mantan ketua pertama Mahkamah Konstitusi (MK) RI tersebut ketika berbincang dengan jpnn.com pada Sabtu (10/10).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Giliran FPI dan PA 212 yang Demo, Ferdinand Tinggalkan Demokrat, Berani Paksa Jokowi?

Saat itu dia mengatakan publik harus memahami bahwa RUU Ciptaker merupakan ambisi pribadi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah disampaikan secara resmi dalam forum sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI.

Kemudian, keinginan melahirkan omnibus law RUU Ciptaker juga dikemukakan usai dilantik sebagai Presiden RI untuk periode kedua pada 20 Oktober 2019. Gagasan ini juga telah dibahas berkali-kali di rapat kabinet terbatas.

BACA JUGA: Apakah KAMI Kerahkan Massa di Aksi 1310 Bareng FPI, PA 212 dan GNPF?

 

"Jadi, jangan lagi ada lagi yang menganggap, oh ini bukan presiden, oh ini maunya menteri anu, menteri ini, tidak. Ini sudah kehendak kolektif kepemimpinan sekarang, dan ini sudah diputus secara materil, sudah selesai," ucap Jimly Asshiddiqie.

Inilah alasannya mengapa demo besar-besaran untuk memberikan tekanan politik kepada Presiden Ketujuh RI itu tidak akan efektif. Justru, Jimly Asshiddiqie khawatir pihak-pihak yang menyebar hoaks seputar RUU Ciptaker ditangkap aparat.

"Itu akan dilakukan, karena ini sudah kehendak kolektif, dan harus dipaksakan, tidak bisa tidak. Jadi ini tidak lagi main-main. Ini orientasinya sudah menang-kalah," ucap tokoh asal Sumatera Selatan ini.

Oleh karena itu, katanya, sebanyak-banyak demo hanya akan menimbulkan masalah. Apalagi kalau emosi tidak terkendali, mulai bakar ban, bakar mobil, bakar stasiun yang berujung pada pelanggaran hukum.

"Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali tempuhlah jalur hukum. Biar ada argumentasi, adu rasionalitas dan argumentasi di forum MK," kata Jimly Asshiddiqie.

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI) ini menyarankan, bagi pihak-pihak yang melakukan aksi tolak RUU Ciptaker agar memanfaatkan forum di MK dengan sebaik-baiknya.

Sebelumnya diberitakan, mulai hari ini hingga Jumat (16/10) akan berlangsung lagi aksi unjuk rasa atau demo menolak UU Cipta Kerja.

Aksi demo hari ini akan digelar Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Nasional (DEN KSBSI) di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Para buruh yang tergabung dalam KSBSI akan menggelar aksi demonstrasi hingga Jumat mendatang.

Dengan aspirasi yang sama, yakni menolak UU Cipta Kerja, Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212 bersama dengan GNPF Ulama berencana menggelar aksi turun ke jalan pada Selasa (13/10) besok.(fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler