Demo Rusuh, Sragen Mencekam

Ribuan Warga Desak Bupati Untung Mundur

Rabu, 12 Mei 2010 – 07:18 WIB

SRAGEN - Sragen mencekamKemarin (11/5) ribuan warga nglurug ke Kantor Bupati Sragen di Jalan Sukowati

BACA JUGA: 2011, Provinsi Buton Raya Ditargetkan Terwujud

Mereka menuntut Bupati Sragen Untung Wiyono mundur dari jabatan
Massa yang beraksi kemarin jauh lebih besar dan beringas daripada aksi-aksi serupa yang dilakukan sebelumnya

BACA JUGA: Gubernur Larang Potong Sapi Betina

Ribuan pengunjuk rasa dari 23 partai politik (parpol) dan 48 elemen organisasi massa (ormas) merangsek ke halaman Kantor Pemkab Sragen
Bahkan, massa yang beringas merusak sejumlah fasilitas umum di beberapa sudut kota.

Aksi massa yang tak terkendali itu pun memaksa polisi bekerja keras menyiapkan pengamanan

BACA JUGA: Usia Kurang 2 Bulan, Sepasang Pengantin Batal Nikah

Di sepanjang tembok depan kantor pemkab dipasangi barikade kawat berduriBarikade serupa juga dipasang polisi di depan pintu timur kantorMeski dihalangi kawat berduri, massa nekat merangsekBentrok fisik antara aparat keamanan dan pendemo pun tak terelakkanLima orang terluka dalam bentrok tersebutDua korban luka adalah anggota kepolisian dan tiga pengunjuk rasa.

Unjuk rasa yang dipimpin sejumlah anggota dewan periode 1999-20004 itu kemarin dimulai dari gedung KNPI sekitar pukul 10.00Massa berjalan kaki ke kantor pemkab yang berjarak sekitar 400 meterSelain membawa beragam poster dan spanduk, massa mengusung beberapa bambu pendek.Sambil berjalan, mereka membakar sejumlah ban bekas di jalan yang dilewatiAkibatnya, kondisi Kota Sragen yang terkenal adem itu berubah mencekamDi sana-sini terlihat ban terbakarAsap hitam pun membubung.

Saat pengunjuk rasa menuju kantor pemkab, dari arah berlawanan muncul massa yang terdiri atas gabungan parpol di SragenMereka bergerak menuju gedung pemkabDalam perjalanan, massa merusak baliho besar di pinggir jalanMeski aksi massa kemarin dinilai cukup beringas, aktivitas ekonomi di sepanjang jalan yang mereka lalui tetap normalToko-toko di sepanjang jalan yang dilalui pengunjuk rasa juga buka.

Massa dua kelompok tersebut akhirnya bertemu di depan gerbang kantor pemkabDi sana mereka dihadang kawat berduri yang dipasang polisiBukannya keder, massa malah berusaha menyingkirkan barikade tersebutUpaya itu membuahkan hasil.Sejumlah pengunjuk rasa bisa melewati kawat berduri dan berhadap-hadapan dengan polisiBentrok tak terhindarkanDi belakang, pendemo melempar telur busuk dan batu.

Gerbang Pemkab Sragen nyaris jebol didesak massaPolisi akhirnya melepaskan tembakan water cannonBukannya  mundur, massa malah beringasPolisi terpaksa menembakkan peluru karet ke atas dan gas air mataUpaya itu mampu meredam langkah maju massaNamun, demonstran yang mundur itu tak lantas membubarkan diriMereka melampiaskan kemarahan dengan merusak sejumlah fasilitas umumPos polisi lalu lintas di pojok timur kantor pemkab tak luput dari amuk massa.

Papan nama Rumah Sakit Amal Sehat dan tempat duduk di taman Alun-Alun Sragen juga dirusak dan dibakarBahkan, sebuah motor dinas yang dibawa seorang PNS Sragen nyaris dibakar massaAktivitas di kantor pemkab lumpuhLalu lintas Solo-Surabaya pun macetAksi tersebut dinilai paling parah di SragenUntuk menghalau massa, pasukan Brimob Polda Jateng dan Dalmas Polwil Surakarta diterjunkan ke lokasi.

Sekitar pukul 12.30, demnstran yang masih beringas mencoba mengecoh aparat kepolisian dengan menyerbu ke pendapa rumah dinas bupati yang berjarak 500 meter dari kantor pemkabNamun, saat polisi bergerak ke rumah dinas, mereka kembali ke kantor pemkab"Aksi ini kecil jika dibandingkan dengan penganiayaan yang mengakibatkan salah seorang pengunjuk rasa terluka," papar anggota Lintas, Rus Utaryono.

Kapolres Sragen AKBP Ida Bagus K.DPutra Narendra SIK MSi mengatakan, pihaknya tetap menerapkan pengamanan persuasif dalam aksi tersebut"Dalam pengamanan aksi unjuk rasa tersebut, kami tetap dalam kapasitas melayani demonstranKami tidak akan bertindak keras," kata Kapolres yang baru saja dilantik itu.

Secara terpisah, Ketua Masyarakat Peduli Sragen (MPS) Aziz Kristanto mengatakan, aksi kemarin bukan lagi unjuk rasa, melainkan merusakPihaknya menyayangkan aksi tersebutPengunjuk rasa menuntut penegakan hukum, namun malah melanggar hukum"Menyatakan pendapat sah-sah saja, tapi tidak boleh anarkis," tandas AzizAziz juga menyoroti keterlibatan anggota dewan aktifMenurut dia, anggota dewan mestinya menyelesaikan persoalan di gedung dewan, tidak di jalanan(her/nan/jpnn/c4/soe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangguran di NTT Meningkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler