jpnn.com, JAKARTA - DPP Partai Demokrat melalui juru bicaranya Herzaky Mahendra Putra meragukan kemampuan politik praktis dan intelijen KSP Moeldoko yang dituding tengah berupaya membegal parpol pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
"Jangankan menjadi ketua umum partai politik, menjadi ketua umum PSSI saja kalah. Buktinya, beliau dikalahkan oleh junior empat tahun di bawahnya, yakni Pak Edy Rahmayadi yang sekarang menjadi gubernur Sumatera Utara," kata Herzaky.
BACA JUGA: Anak Buah AHY: Ulah KSP Moeldoko Sangat Keterlaluan
Hal itu disampaikan kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat itu dalam konferensi pers bertema 'Demokrat berkoalisi dengan Rakyat VS Moeldoko berkoalisi dengan Yusril', di auditorium Yudhoyono Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Minggu (3/10).
"Kami juga meragukan kemampuan intelijen KSP Moeldoko. Ada prinsip dasar di militer; setiap prajurit adalah insan intelijen. Hal ini mungkin tidak berlaku bagi KSP Moeldoko," lanjut Herzaky.
BACA JUGA: Detik-Detik Dedi Mulyadi Mendatangi Tambang Pasir Ilegal di Subang, Ini yang Terjadi
Alumni Hubungan Internasional Universitas Indonesia itu bahkan menduga kemampuan intelijen tokoh kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu tumpul dan berkarat lantaran tertutup ambisi dan hawa nafsu berkuasa.
Jika kemampuan intelijen Moeldoko baik, lanjut Herzaky, ketika ada oknum kader Demokrat bernama Johny Allen Marbun menawarkannya posisi ketua umum melalui KLB, seharusnya mantan KSAD itu melakukan langkah-langkah intelijen.
BACA JUGA: Kubu AHY Kembali Singgung Soal Dukungan ke Anak Yusril Ihza Mahendra
Di antaranya, kata Herzaky, Moeldoko setidaknya mengumpulkan keterangan untuk menilai tawaran Johny Allen sekaligus membaca peta politik dan kekuatannya. Apakah informasi dan tawaran itu valid atau tidak.
"Itu baru Jenderal yang benar. Kalau ada jenderal mengaku doktor politik, tetapi cuma modal nafsu melakukan KLB, lalu kalah dan tidak diakui oleh pemerintah, hal ini tentu saja mengecewakan," tutur ketua Alumni UI itu.
Selain mengecewakan, Herzaky menilai hal demikian tentu men-downgrade kemampuan KSP, panglima dan jenderal bintang empat yang seorang doktor politik.
"Wajar kalau ada yang menilai KSP Moeldoko itu hanya punya nafsu berkuasa saja, tanpa melalui sebuah proses MDMP atau Military Decision Making Process, atau proses pengambilan keputusan yang baik dan benar," tandas Herzaky. (fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam