Demokrat: Optimisme Publik Tidak Bisa Dibangun dengan Influencer

Selasa, 01 September 2020 – 06:09 WIB
Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra (kanan atas) saat Webimar bertema “Ancaman Resesi Sudah di Depan Mata, Siapkah Kita?” yang digelar Minggu (30/8/). Foto: Tangkapan Layar Litbang Demokrat

jpnn.com, JAKARTA - Optimisme publik tidak bisa dibangun dengan influencer, melainkan dengan bantuan nyata yang mereka terima langsung.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam Proklamasi Demokrasi Forum bertema “Ancaman Resesi Sudah di Depan Mata, Siapkah Kita?” yang digelar Minggu (30/8/).

BACA JUGA: Demokrat Kembali Ikut Bahas Omnibus Law, Ada Apa?

Pembicara lain dalam diskusi yang dipandu Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap adalah Guru Besar IPB Hermanto Siregar dan Redaktur Pelaksana Infobank Darto Wiryosukarto, dan Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Ajie Arifuddin.

Menurut Herzaky, berdasarkan survei daring bertajuk Optimisme Publik Menghadapi Pandemi & Resesi yang dirilis Badan Penelitian & Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat, 80 persen kelompok berpenghasilan 2,2 juta atau kurang merasa kemampuan ekonominya hanya mampu bertahan selama dua bulan atau kurang. Sedangkan untuk kelompok berpenghasilan 2,2-3,5 juta, ada 66 persen responden yang memiliki persepsi yang sama.

BACA JUGA: Penjelasan Yosi Project Pop Soal Tudingan Jadi Ketua Influencer Pemerintah

Kondisi ini tentunya mengkhawatirkan mengingat pandemi masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, menurut Herzaky, Pemerintah harus mempercepat realisasi penyerapan anggaran penanganan covid-19, terutama untuk kelompok menengah ke bawah.

BACA JUGA: Menarik, Ini Ulasan Perbedaan Influencer dengan Buzzer

Sedangkan jika kita melihat lebih dalam ke kategori usia, persepsi serupa kita temukan pada 76 persen anak-anak muda berusia di bawah 20 tahun dan 68 persen responden berusia 20-30 tahun.

Herzaky secara tegas menyatakan angka ini menunjukkan kaum muda yang seharusnya penuh dengan optimisme, malah menjadi pesimistis karena situasi pandemi ini.

“Masa depan bangsa ini dipertaruhkan jika penanganan pandemi dan krisis ekonomi ini tidak ada perbaikan secara drastis,” tutup Herzaky.

BLT Paling Dibutuhkan

Berdasarkan survei daring bertajuk Optimisme Publik Menghadapi Pandemi & Resesi yang dirilis Badan Penelitian & Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat, bantuan sosial paling dibutuhkan adalah bantuan langsung tunai.

Setelah itu, baru bantuan sosial berupa keringanan tarif listrik. Terakhir, bantuan sosial berupa paket sembako.

Menurut Herzaky, pemerintah memang harus bergerak cepat tetapi kebijakannya juga harus tepat guna dan tepat sasaran.

“Dengarkan suara rakyat, penuhi kebutuhan mereka. Buatlah kebijakan yang memang memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Herzaky.

Pada kesempatana itu, Guru Besar IPB Hermanto Siregar mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran penanganan pandemi covid-19 .

“Pertama, tepat sasaran. Bantu konsumsi, bantu produksi. Bantuan yang diberikan harus benar-benar yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak. Kedua, tepat jumlah. Sedangkan ketiga, dilakukan secara cepat,” katanya.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler