jpnn.com - JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane mengatakan seiring akan diterapkannya denda maksimal bagi pengendara penerobos jalur Transjakarta 1 November 2013, maka sikap dan perilaku Anggota Polantas Polda Metro Jaya yang suka melakukan penjebakan juga harus diubah.
"Jika tidak, kebijakan itu hanya akan membuat para Polantas tersebut happy. Angka pungli pun melonjak tajam," kata Neta, Kamis (31/10).
BACA JUGA: Jokowi Disebut Punya Tim Penyerang Pengkritiknya
Menurutnyan jika sekarang ini para polisi tersebut mau diberi pungli antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu nantinya akan melonjak menjadi Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
"Dengan sikap dan perilaku seperti ini kebijakan tersebut hanya akan menjadi "proyek baru" bagi para oknum. Sehingga kebijakan itu tidak akan berpengaruh untuk mengatasi kemacetan ataupun kelancaran perjalanan busway," ungkapnya.
BACA JUGA: Macet Total Dampak Ribuan Buruh Demo
Karenanya, IPW menyarankan, seiring dengan kebijakan tersebut maka Ditlantas Polda Metro Jaya harus membenahi dan menertibkan perilaku negatif anggotanya di lapangan.
"Ditlantas jangan hanya menekan agar masyarakat mengubah sikap perilakunya di jalanan tapi para polisi juga harus mau berubah," katanya.
BACA JUGA: Ada Anggaran Siluman Rp 1,47 T di Empat Dinas
Sehingga, lanjutnya, mereka tidak sekadar menjebak pengguna jalan. Tapi para polisi tersebut juga harus mau bertugas atau berjaga di jalur-jalur masuk busway yang kemacetannya sangat parah.
"Para polisi tersebut harus mau bertugas mengatur dan mengurai kemacetan itu agar pengguna jalan tidak frustrasi, lalu masuk menerobos jalur busway," jelasnya.
Menurut Neta, selama ini polisi banyak yang mau enaknya sendiri. Kata Neta, mereka tidak peduli dengan kemacetan parah "di pintu masuk" busway. "Lalu seenaknya menunggu di ujung jalur busway untuk menjebak pengendara yang tidak sabar dengan kemacetan tersebut," paparnya.
Menurutnya pula, di beberapa tempat justru terlihat, Satpol PP lebih rajin bersiaga "di pintu masuk" busway ketimbang polisi.
"Prilaku polisi seperti ini harus diubah, sehingga Ditlantas tidak dituding egois, mau menang sendiri, dan hanya menyalahkan masyrakat," ujarnya.
Jadi, ia menambahkan, seiring diberlakukannya kebijakan tersebut Ditlantas perlu menurunkan timnya untuk memantau dan menangkap polisi-polisi yang suka menjebak dan tidak peduli dengn kemacetan parah "di pintu masuk" busway. "Dalam hal ini bisa digunakan Propam dan intel," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atur Ulang Jam Bongkar Muat Ekspedisi di Tanah Abang
Redaktur : Tim Redaksi