Dengan IPAL, KLHK Sulap Air Limbah Jadi Bersih dan Tidak Bau

Rabu, 26 Februari 2020 – 17:54 WIB
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sahabat Lingkungan yang menjadi pengelola IPAL di Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, KARAWANG - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) telah membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Wetland Biocord di Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Dengan adanya IPAL tersebut, kini air limbah domestik yang berbau dan kotor disulap menjadi air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan hidup sehari-hari.

BACA JUGA: KLHK Amankan Ratusan Kayu Olahan Ilegal di Ketapang Kalbar

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sahabat Lingkungan Hendro Wibowo mengatakan, IPAL yang ada di wilayahnya itu merupakan bagian dari Ekoriparian Citarum-Karawang dan memiliki luas 1,5 hektare. IPAL tersebut dibangun dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 400 juta.

“Ini dibangun mulai dari 2017, pada 2018 sudah selesai dan kini berfungsi dengan baik,” ujar Hendro ketika ditemui di lokasi, Rabu (26/2).

BACA JUGA: Menteri Siti: Arah Pembangunan KLHK pada 2020 Sejalan dengan Program Prioritas

Hendro menuturkan, IPAL tersebut telah memperbaiki kualitas air limbah domestik yang berasal dari kegiatan mandi dan cuci dari sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) di perumahan tersebut. Hendro menyebut 60 persen dana digunakan untuk pembangunan konstruksi, 20 persen untuk biocord, sisanya untuk operasional.

Biocord sendiri dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan bisa dicuci layaknya filter pada kolam ikan.

BACA JUGA: KLHK: RUU Omnibus Law untuk Kesejahteraan Rakyat

Substrat biocord dengan teknologi biofilm yang dipasang di dalam bak-bak pengolahan limbah IPAL berperan menghilangkan nutrisi secara biologis. Substrat ini juga memungkinkan lapisan simbiotik dari bakteri yang berbeda untuk berkembang, mencerminkan apa yang terjadi di alam.

“Kami sama sekali tidak menggunakan zat kimia, semuanya aman,” sambung Hendro.

Dengan begitu, air limbah rumah tangga yang baunya tercium menyengat tersebut kembali jernih dan tidak berbau. “Saya sendiri sudah memakai untuk mandi, tidak apa-apa,” kata Hendro seraya mencuci muka dengan air hasil IPAL.

Menurut Hendro, ada dua IPAL lagi yang sebenarnya dikembangkan di Ekoriparian Citarum-Karawang tersebut, namun baru satu saja yang sudah beroperasi.

“Satunya sudah masuk tahap 90 persen penyelesaian fisik, dalam waktu dekat akan bisa digunakan juga,” imbuh Hendro.

Nantinya, apabila kedua IPAL telah beroperasi, setidaknya dapat mengelola air limbah domestik dari 3.000 KK sebelum dialirkan ke Sungai Cidadap yang akan bermuara ke Sungai Citarum. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
KLHK   Menteri Siti   IPAL  

Terpopuler