jpnn.com, JAKARTA - Solois asal Jakarta, Denisa merilis album penuh kedua yang berjudul St. Bernadette.
Dia mengatakan album baru tersebut merupakan bentuk persembahan visual dan bunyi yang memotret satu-kesatuan antara kehidupan dan kematian, yang tidak melulu berbicara tentang antikristus atau nilai-nilai agama, melainkan gelombang pahit penanda akhir dari proses pencarian sebuah makna.
BACA JUGA: Denisa Perkenalkan Failing Grace Menjelang Album Kedua
"Rilisan ini seperti sebuah pengingat. Saat lahir ke dunia, kemudian menjadi anak yang terasing hingga tumbuh sebagai seorang remaja yang berantakan, merasakan jatuh cinta yang masih mentah, harus menjalani hari-hari yang memuakkan, menerima kematian, hingga tak kenal takut akan akhirat, semuanya dirangkum dalam sebuah memorandum," kata Denisa, Jumat (16/6).
Album St. Bernadette dari Denisa berisi 10 lagu yang penuh cerita.
BACA JUGA: Denisa Berubah Signifikan dalam Album Bloodbuzz
Menurutnya, lagu yang ada di album ini tidak menceritakan kisah dengan lengkap seperti di dalam novel, hanya bagian-bagian kecil yang membuat merasa besar.
"Saya telah menerima hal tersebut. Saya belum menggali kubur saya, saya berbaring diam di dalamnya dan berendam dalam kesuraman, penebusan dosa, sambil menunggu secercik cahaya di ujung lorong," jelasnya.
BACA JUGA: Laufey Umumkan Jadwal Rilis Album Baru Bewitched
Dalam album kedua ini, Denisa sebagai produser dibantu oleh Haecal Benarivo dari Morgensoll.
Dia juga menggandeng Adam Bagaskara dari Pelteras pada lagu 'Spoiled’ dan 'This is a song about revelation'.
Berbagai referensi dicampur ke dalam St. Bernadette, dari pendekatan vokal a la pop hingga pusaran bunyi gitar yang berat pula depresif, sehingga menghasilkan album yang muram namun terdengar kaya.
Menurut Denisa, penamaan judul album diambil dari St. Bernadette Soubirous, sosok wanita yang kuat dan hebat.
Beliau meninggal dalam penderitaan di usia muda, tetapi menemukan pencerahan melalui pengakuan dan penebusan dosa.
"Saya sebetulnya sudah memikirkan untuk memberi judul album dengan self-title sejak lama. Tetapi, tampaknya kurang menarik kalau Denisa saja. Jadi, saya menambahkan Bernadette, nama baptis saya, yang dirasa cocok. Saya beresonansi dengan baik dengan konsep ini karena penderitaan yang pernah saya alami di kemudian hari telah membawa setitik cahaya terang," bebernya.
Lewat kumpulan materi baru yang berbeda jauh dari kumpulan karya terdahulu, Denisa ingin mengajak penggemar memasuki sebuah ruang gelap yang di setiap sisinya meraungkan musik yang begitu emosional.
Dalam imajinasinya, St. Bernadette merupakan taman penuh malapetaka di sudut sempit kancah musik hitam-hitam.
Adapun St. Bernadette adalah hasil eksplorasi tulisan-tulisan Denisa.
Dia ingin mengejar gaya yang lebih puitis dan alkitab-iah untuk memenuhi dan mewujudkan ide-ide liar yang terbayangkan tentang album tersebut.
Bagian tersulit adalah benar-benar mencoba menjabarkan apa yang harus dan yang tidak boleh dibagikan.
"Keyakinan yang saya miliki saat bernyanyi di sini terasa berbeda dari yang sebelumnya. Tulisannya jujur, musiknya pun mendukung bagaimana emosi yang saya pendam. Saya tidak sabar untuk menunggu bagaimana album ini akan membawa saya ke berbagai kesempatan baru, baik itu di dalam maupun luar negeri," tambah Denisa.
Album St. Bernadette dari Denisa sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital mulai 16 Juni 2023. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra