Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut hampir semua pembatasan aturan terkait pandemi setelah menganggap COVID-19 bukan lagi penyakit yang 'kritis secara sosial'.
Pemerintah Denmark mengatakan, meski kasus varian Omicron masih terus meningkat di di negara itu, hal tersebut tidak lagi membebani sistem kesehatan, karena tingkat vaksinasi yang tinggi.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemprov DKI Mengalihfungsikan Bus Sekolah
Denmark dengan populasi penduduk 5,8 juta orang dalam beberapa pekan terakhir mencatat sekitar 50 ribu kasus harian. Namun, jumlah mereka yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit terus menurun.
Kepala Otoritas Kesehatan Denmark Søren Brostrøm mengatakan kepada jaringan televisi Denmark TV2 bahwa perhatian mereka sekarang diarahkan ke jumlah pasien di ICU, dan bukan lagi jumlah kasus harian.
BACA JUGA: 100 Taruna Poltekim Kemenkumham Positif Covid-19, Begini Kondisinya
Dia mengatakan jumlah pasien di ICU terus menurun, dan sekarang ini 'sangat rendah".
Saat ini menurutnya ada 32 orang dirawat di ICU, turun dari angka 80 orang beberapa pekan lalu.
BACA JUGA: 222 Siswa Terpapar Covid-19, Disdik DKI Sebut Bukan Klaster
Salah satu pembatasan yang sudah tidak terlihat lagi adalah penggunaan masker, yang sudah tidak wajib digunakan di transportasi umum, toko, atau saat berdiri menunggu di dalam ruang restoran.
Meski demikian, pihak berwenang masih menyarankan penggunaan masker di rumah sakit, fasilitas layanan kesehatan dan rumah perawatan lansia.
Pembatasan lain yang tidak lagi diberlakukan adalah surat izin digital untuk masuk ke klub malam, kafe, dan ke restoran dalam ruangan tertutup.
"Saya tidak berani mengatakan ini adalah akhir dari semua aturan itu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di musim gugur nanti. Apakah [nantinya] akan ada varian baru," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen.
Pihak yang berwenang di bidang kesehatan di Denmark masih mendesak warga untuk melakukan tes secara teratur sehingga keadaan tetap bisa dipantau dan pemerintah bisa 'bertindak dengan cepat bila diperlukan" kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke minggu lalui. Pembatasan di negara tetangga juga dilonggarkan
Pemerintah Denmark sudah memperingatkan bahwa jumlah kasus di sana masih akan meningkat dalam pekan-pekan ke depan dan vaksinasi dosis keempat mungkin dibutuhkan.
Pembatasan aturan mulai diberlakukan bulan Juli 2021 namun kemudian dicabut 10 minggu kemudian setelah program vaksinasi berjalan baik.
Tetapi pembatasan kemudian diberlakukan lagi setelah kasus meningkat.
Di tahun 2020, Denmark menjadi negara pertama di Uni Eropa yang menutup sekolah karena adanya pandemi dan memerintahkan karyawan yang tidak bekerja di sektor esensial untuk bekerja dari rumah.
Di negara sesama Skandinavia, Finlandia, pembatasan COVID-19 akan berakhir pada bulan Februari setelah Perdana Menteri Sanna Marin mengatakan partainya, Demokratik Sosial, akan berunding dengan partai lain di parlemen untuk menentukan kapan persisnya pembatasan akan dihentikan.
Hari Senin (31/01), pengecekan perbatasan antara Finlandia dengan negara-negara Uni Eropa lain sudah dihentikan.
Pembatasan semula diberlakukan di akhir Desember guna mencegah menularnya kasus Omicron dengan cepat.
Tetapi mereka yang datang dari negara-negara Uni Eropa tetap mengalami pengecekan sampai setidaknya 14 Februari.
Hari Selasa (01/02) kemarin, pulau Utsira di Laut Utara melaporkan adanya kasus COVID-19 pertama di sana.
"Kami sudah berusaha terhindar selama dua tahun," kata Wali kota pulau tersebut Marte Eide Klovning sambil menambahkan bahwa 188 warga di pulau tersebut sudah menjalani vaksinasi.
Masih belum jelas bagaimana virus itu bisa sampai ke pulau yang terletak 120 km di sebelah selatan Bergen, kota kedua terbesar di Norwegia.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... PTM di Kediri Tetap Berjalan, Begini Alasan Wali Kota