jpnn.com - NGAWI – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri Jumat (8/8) meringkus dua orang di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang diduga menjadi pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, penangkapan keduanya lebih disebabkan aksi terorisme yang diduga pernah dilakukan.
Dua terduga teroris itu adalah Suyitno alias Guntur Pamungkas dan Kardi. Mereka diduga anggota jaringan Santoso yang terlibat aksi pengeboman Mapolres Poso Juni tahun lalu.
BACA JUGA: Kelompok Cipayung Plus Kompak Tolak ISIS
Bersama Kardi, Guntur yang dikenal sebagai pimpinan kelompok teroris di wilayah Jatim bagian barat tersebut diduga tengah getol merekrut anggota ISIS, organisasi dengan wilayah kekuasaan di sebagian Syria dan Iraq yang telah membantai ratusan warga baik muslim maupun nonmuslim di sana.
Guntur dan Kardi dibekuk beberapa saat setelah keluar dari rumah Guntur di Dusun Kedungprawan, Gendingan, Widodaren, Ngawi, sekitar pukul 10.30. Polisi juga mengamankan S, istri Guntur, untuk dimintai keterangan di Mapolres Ngawi terkait sepak terjang suaminya. ”Saat diamankan, tidak melawan,” ungkap Kombespol Ibnu Syailendra, Kabid Penindakan Densus 88.
BACA JUGA: Bawaslu Ingatkan, Jangan Asal Menuduh Curang
Ibnu menjelaskan, penyergapan itu dilakukan setelah pihaknya mengintai dua bulan penuh. Kamis (7/8) sejumlah personel dari Jakarta yang tiba di Ngawi sekitar pukul 02.00 langsung mengatur siasat untuk membekuk keduanya.
Setelah mengamankan, polisi menginterogasi keduanya agar menunjukkan barang bukti. Penyisiran dimulai dari rumah Guntur. Di lokasi itu petugas menyita pistol sejenis Beretta dan 21 butir peluru yang disembunyikan di balik beton saluran pembuangan di kamar mandi pria 42 tahun tersebut.
BACA JUGA: Brunei Caplok 62 Ribu Kosa Kata Indonesia
Saat ditemukan, pistol itu terbungkus plastik dan kain. Diduga, senjata api tersebut digunakan Guntur untuk melakukan aksi kejahatan demi mendanai aksi terorisme. ”Karena Guntur penyandang dana dalam jaringan Santoso yang kini sudah berbaiat ke ISIS,’’ kata Ibnu.
Guntur selama ini mendanai aksi terorisme kelompok Santoso dengan merampok toko emas, tempat penukaran uang, dan bank. ”Dua-duanya (Guntur dan Santoso, Red) terlibat dalam aksi penggalangan dana dan bom (Mapolres) Poso,” katanya.
Setelah menggeledah rumah Guntur, tim Densus menyasar rumah Kardi di Dusun Gendingan Lor, Desa Gendingan, Widodaren, Ngawi. Jarak lokasi pertama dan kedua sekitar 2 kilometer.
Di tempat tersebut polisi mengamankan bendera ISIS yang terpasang di tembok dalam rumah, solar cell, dan beberapa kabel yang sudah terbungkus rapi. ”Solar cell itu akan dikirim ke Santoso atas perintah Guntur sebagai sumber energi listrik di tempat persembunyiannya,” ungkap Ibnu. (fin/isd/JPNN/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Jamin Kesehatan Jamaah Haji
Redaktur : Tim Redaksi