jpnn.com - JAKARTA - Jajaran Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sulawesi Tengah, meringkus lima tersangka teroris yang diduga merupakan anak buah gembong teroris paling dicari di Indonesia, Santoso dan Daeng Koro.
Dari lima orang yang ditangkap itu, empat di antaranya ditangkap pada Rabu (4/3). "Empat tersangka ini diduga bagian dari jaringan Santoso," tegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Agus Rianto, Senin (9/3) di Mabes Polri.
BACA JUGA: Dengan Perahu Kayu, Keluarga Besuk Duo Bali Nine ke Nusakambangan
Tersangka itu adalah Abdul Habib alias Aco Masamba, 33. Dia ditangkap di Jalan Kepuna, Poso, Sulteng depan gedung rongsokan. Agus menjelaskan, peran Aco adalah mengantar logistik untuk kelompok Santoso. Selain itu dia juga diberi tugas membeli bahan bom.
Aco biasanya bertemu Santoso di Kebun Genda. "Perintah dari Santoso dan berkomunikasi menggunakan WhatsApp,” kata Agus.
BACA JUGA: Haji Lulung Kolektor Batu Akik, Berapa Harganya?
Kemudian, tersangka Mulyadi alias Zibair, 24, ditangkap di rumah mertuanya di Kampung Masamba, Poso Pesisir, Sulteng.
Agus menjelaskan, tugas Zubair adalah mengantar senjata api rakitan ke Andrean yang disimpan di kandang kambing untuk kelompok Santoso.
BACA JUGA: Kejagung Garap Karyawan Mandra
Zibair juga diduga terlibat latihan militer di Gunung Benteng Tambarana pada 2007 yang instruktur pelatihnya adalah Santoso. "Ikut merencanakan penghadangan kendaraan Wolf Brimob di Ratulene," jelas Agus lagi.
Tersangka ketiga adalah Andrean alias Andrian, 25, yang ditangkap di rumahnya di Masamba. Andrean diduga mengantarkan logistik empat kali kepada kelompok Santoso. Yakni di Kalora, Kebun Genda dan lainnya.
Tersangka keempat adalah Muhammad Nasir alias Nasir, 47. Nasir ditangkap di Jalan Trans Sulawesi Tokorondo. Tersangka diduga ikut latihan militer pada 2009 di Moro Kilo, dan mengantar logistik dua kali di Tamanjeka untuk kelompok Santoso.
Sedangkan satu tersangka lainnya Isran alias Donding, 35, ditangkap Minggu (8/3). Isran diringkus di rumahnya, Desa Masamba, Poso Pesisir.
Isran diduga sebagai kurir yang mengantar warga negara asing bergabung dengan kelompok Santoso. Selain itu Isran diduga mengantar logistik, dan menyimpan satu pucuk senjata api rakitan dan amunisi.
Agus menambahkan dari tangan para tersangka pihaknya menyita beberapa barang bukti. Di antaranya bendera berlogo jihad satu lembar, peluru caliber 5,56 mm 13 butir, peluru caliber 38 mm 26 butir dan satu pucuk laras senjata api. "Para tersangka hingga kini masih dalam pemeriksaan dan pengembangan lebih lanjut," ujar Agus. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keberadaan 16 WNI Masih Misterius, Interpol Belum Berani Kaitkan dengan ISIS
Redaktur : Tim Redaksi