Densus Siap Diperiksa Komnas HAM

Selidiki Tewasnya Pedagang Angkringan Nur Iman

Senin, 16 Mei 2011 – 09:14 WIB
Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam merilis foto dua tersangka teroris yang tewas akibat baku tembak di Sukoharjo, Sigit Qurdowi (foto kanan) dan Hendro Yunianto. Foto: NNY/JAWAPOS

JAKARTA---Mabes Polri berjanji akan melakukan penyelidikan mendalam atas tewasnya warga sipil Nur Iman, pedagang angkringan dalam baku tembak di Sukoharjo, Jawa TengahSelain mempersilahkan pihak lain untuk melakukan penyelidikan, secara internal juga akan dilakukan pemeriksaan

BACA JUGA: Amankan Senjata Api dari Kediaman Terduga Teroris



"Silahkan saja dari Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan, polisi, dalam hal ini penyidik dari Densus siap kooperatif," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di kantornya kemarin (15/05)
Nur Iman tewas dengan luka tembak di dada dalam penyergapan dua terduga teroris Sigit dan Hendro oleh anggota Densus 88 Mabes Polri. 

Polri, kata Anton, sangat berkepentingan kasus ini dapat terungkap secara terang benderang

BACA JUGA: MA Hukum 16 Hakim Nakal

Untuk itu, Polri, lanjut Anton, akan menerjunkan tim Propam dan Itwasumnya
Tim gabungan internal itu, akan bertugas menyelidiki adanya dugaan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh anggota Polri, dalam operasi penindakan mereka

BACA JUGA: Tertinggi di Kemenag dan Kemendiknas

"Kita ingin yang benar terungkapTentunya Propam dan Irwasum akan turun dari internal, kita akan kerjasama," katanya

Hingga tadi malam, hasil pemeriksaan balistik peluru yang menewaskan Nur Iman belum selesai"Kami belum tahu pelurunya dari siapa karena masih dalam prosesKami tidak bisa mengatakan peluru siapa karena menunggu yang memeriksa, Puslabfor,kata Kepala Pusdokkes Polri Komisaris Besar Anton Castilani yang mendampingin Anton Bachrul Alam

Polri baru mendapatkan  laporan lisan dari petugas di lapangan yang menyebutkan  bahwa peluru yang mengenai Nur Iman berasal dari Sigit QurdowiNamun, hal itu harus menunggu pembuktian secara ilmiah di laboratorium

Kadivhumas menjamin Polri akan transparan dalam kasus ini"Kami sudah melakukan otopsi terhadap Nur Iman sebelum jenazahnya dikembalikan kepada keluarganyaPelurunya dari tersangkaMaka itu kami buktikan melalui rekonstruksi dan sebagainya," katanyaDi TKP Polri menyita barang bukti dari para tersangka, yaitu dua senjata api jenis FN, satu jenis Baretta, satu granat manggis aktif, dan sekitar 100 peluru untuk FN

Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ifdhal Kasim menilai sistem pengamanan dalam penggerebekan teroris di Sukoharjo tak jalan yang mengakibatkan tewasnya seorang warga penjual angkringan"eharusnya, resiko bila teroris membawa senjata itu bisa di antisipasi dampaknya pada masyarakatPengamanan kelihatannya ini yang tidak bekerja dengan baik," kata Ifdhal Kasim saat menghadiri acara ulang tahun mantan wakil Presiden Jusuf Kalla di jalan Brawijaya no 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan kemarin

Ketika Densus 88 Anti Teror mengejar, teroris bisa terprovokasi untuk melawanPadahal, ada masyarakat yang berada atau menonton di sekitar lokasi"Seharusnya hal itu bisa diantisipasi dengan melokalisir warga dari rumah yang sudah jadi targetAtau, memilih waktu yang tepatItu teknis," kata alumni UII ini.

Komnas HAM akan segera memastikan fakta peristiwa yang sebenarnya"Komnas akan memastikan dulu fakta dilapangannya.Tentu kita akan berkoordinasi dengan Kapolri," katanyaMantan wakil presiden Jusuf Kalla yang kemarin berulang tahun juga menyampaikan keprihatinannya"Kita sesalkan jatuh korban jiwaAda warga meninggal," kata JK.

JK mengatakan sebuah operasi penggerebekan yang melibatkan senjata memiliki resiko yang sangat besarOleh karena itu, harus dipikirkan juga bagaimana meminimalisir resiko terlebih kepada masyarakat yang tidak terkait dengan terorisme."Seharusnya dipikirkan untuk mengurangi resiko," katanya

Kemarin Kadivhumas Irjen Anton Bachrul Alam juga menunjukan foto Sigit dan Hendro yang tewas ditembak Densus 88"Peran Sigit adalah pengontrol aksi M Syarif di Cirebon sekaligus pelatih kelompok iniDari video yang kami temukan di tersangka yang kami tangkap ada wajahnyaJelas sekali," kata AntonSelain itu, Sigit juga mengajari kelompok Cirebon merakit bom"Jadi dia ini sangat penting dalam jaringan merekaNama kelompok ini Tauhid Wal Jihad," katanya.

Namun, keterangan polisi ini diragukan oleh mereka yang pernah mengenal Sigit dan Hendro"Kalau disebut dia pimpinan lascar saya percayaDia memang sering sweeping café," kata Khalid Syaifullah , aktivis remaja masjid di SoloKhalid pernah ditahan bersama Sigit saat peristiwa sweeping tempat hiburan menjelang ramadhan tahun 2005"Tapi, kalau disebut dia ini bisa merakit bom saya tidak percaya," katanya

Sigit juga tidak pernah berada di medan konflik seperti Afghanistan, Moro atau Ambon dan Poso"Dia ini hobinya mancingGampang ditemui di waduk Gadjah Mungkur," katanyaKhalid mengaku jarang berkomunikasi lagi dengan Sigit karena kesibukan masing-masing"Dari teman-teman sesama aktivis, memang laskar mas Sigit ini masih aktif," katanya

Informasi lain yang dihimpun dari Solo, kelompok Sigit beranggotakan para mantan preman yang bertobatJumlahnya sekitar 400 orangMereka rutin melakukan pertemuan pekanan untuk mengajiKelompok ini pernah bersitegang dengan wartawan saat melarang peliputan pemakaman Air Setyawan dan Eko Joko Sarjono yang ditembak Densus 88 di Jatiasih Bekasi pada akhir tahun 2009(rdl/bay/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Heran Cucu Sudah Pakai iPad


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler