Menurut Haryadi Hilmawan hal tersebut seperti yang diusulkan Pemerintah Provinsi Kalteng beberapa waktu lalu, guna membantu memadamkan kebakaran lahan di daerah ini yang terus meluas dan berdampak pada kabut asap tebal menyaput udara Kalteng.
“Bantuan heli dari badan penanggulangan bencana alam menjanjikan September dikirim ke Kalteng, tapi saya sudah koordinasi kalau bisa dipercepat lebih baik,” ujar Haryadi, beberapa waktu lalu di Palangka Raya, seraya mengatakan posisi helikopter tersebut sekarang berada di Papua.
Dikemukakannya, Kalteng menjadi prioritas utama pengiriman Helikopter saat ini setelah KalselSebab Haryadi menilai Kalteng paling rawan dari sejumlah daerah lain yang mengalami kejadian serupa
BACA JUGA: Polda Kalteng Pecat 8 Anggota Polisi
“Sumatra sudah turun hujan, dan di Kalbar curah hujan juga masih turun, sementara Kalteng dan Kalsel masih berpotensi kebakaran lahan yang meluas,” katanya.Dia menandaskan, melihat kondisi Kalteng saat ini, Kalteng telah memasuki status darurat akibat kebakaran lahan yang terus meluas di wilayah ini dan berdampak pada kabut asap serta tingginya penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
BACA JUGA: Di Cirebon, Ada Desa Belum Berlistrik
Berdasarkan informasi, yang kena ISPA sudah 132 ribu orang,” tandas Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA Dephut RI.Sementara itu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng mencatat, titik panas kembali meningkat pada 20 – 24 Agustus, yakni, 36 titik, 30 titik, 67 titik, 95 titik, dan terakhir 53 titik
Menurut Mega, 90 persen hot spot hasil pantauan satelit NOAA tersebut dapat dipastikan kebakaran lahan, pasalnya, Satelit NOAA mampu mendeteksi titik panas pada lahan dengan luasan konstan 1,2 kilometer persegi dan suhu diatas 45 derajat Celcius.(Radar Sampit)
BACA JUGA: Nahkoda Kabur, 19 Masih Hilang
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Dirampok, Rp360 Juta Amblas
Redaktur : Tim Redaksi