Depresi Bisa Sebabkan Aksi Bunuh Diri, Begini Faktor Pemicunya

Senin, 06 Desember 2021 – 07:11 WIB
Psikolog Klinis Oriza Sativa mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk bunuh diri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Klinis Oriza Sativa mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk bunuh diri. 

Belum lama ini, viral kabar mengenai mahasiswi yang bunuh diri setelah diperkosa oleh kekasihnya hingga hamil dan dipaksa untuk melakukan aborsi. 

BACA JUGA: 4 Tips Atasi Depresi Akibat Suami Selingkuh dengan Wanita Lain

Secara psikologis, Oriza menyampaikan korban mengalami depresi yang dipicu oleh lima faktor pada perjalanan kasusnya hingga bisa memutuskan untuk bunuh diri.

"Dari depresi sampai pada perjalanan prognosis penyakit, kalau bahasa klinisnya perjalanan kasus atau kejadian sampai akhirnya orang tersebut memutuskan untuk bunuh diri atau tidak, itu tergantung dari banyak hal," kata Oriza kepada JPNN.com, Minggu (5/12).

BACA JUGA: Waduh, Hal ini Ternyata Bisa Berakibat Depresi Hingga Bunuh diri

Salah satunya, lanjut dia, disebabkan oleh kekuatan konstitusi kepribadian seseorang.

"Ibarat gelas, ada yang tahan panas, ada yang kena air panas, retak," tambah Oriza.

Alumnus Universitas Katolik Soegijapranata itu mengatakan faktor lainnya ialah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat.

Dia mengatakan orang yang mengalami depresi harus mencurahkan hatinya dengan teman atau keluarga agar tidak ada emosi yang disimpan sendiri.

Kemudian, ada pula faktor yang dipengaruhi oleh nilai hidup seseorang seperti perjuangan, tanggung jawab, atau kebahagiaan.

Lebih lanjut, keputusan bunuh diri juga dipengaruhi oleh lemahnya pengendalian terhadap impuls-impuls negatif yang ada dalam dirinya sendiri.

"Jadi, kesimpulannya tidak dimilikinya kontrol emosi," ujar Oriza.

Emosi yang tidak terkontrol bukan hanya berupa kemarahan, tetapi juga kesedihan dan rasa malu yang dirasakan seseorang.

Selain itu, faktor lainnya ialah keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang kurang baik.

Menurut Oriza, kurangnya keterampilan dalam menyelesaikan masalah dan mengelola stres bisa membuat perilaku pertahanan diri yang kurang baik. (mcr9/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler