jpnn.com - JAKARTA - Komitmen antinarkoba seringkali menimbulkan resiko yang cukup tinggi pada para pegiatnya. Itu pula yang dialami warga Desa Ujong Pacu di Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh. Sepanjang Agustus lalu, desa itu beberapa kali diteror bom.
"Karena aktif canangkan gerakan bebas dari narkoba di desa tersebut, disinyalir ada bandar yang mencoba menebar ancaman dengan menghadiahi warga dengan empat bom rakitan," ujar Kabag Humas BNN Kombes Slamet Pribadi pada JPNN, Rabu (2/9).
BACA JUGA: Ternyata, Dua Perusahaan Besar Terlibat Kartel Motor
Teror bom itu, kata dia, terjadi sejak awal Agustus lalu. Terhitung ada delapan orang terluka akibat bom tersebut.
Dua bom ditebar dua kali di salah satu tambak milik warga pada 25-26 Agustus lalu, pekan lalu. Bom tersebut dibuat dalam bentuk tabung dengan panjang 40 cm dan berdiameter 4 cm.
BACA JUGA: Buntut TNI vs Polri, Mobil Wakapolres Dilempar, Pos Lantas Dirusak
"Meski diketahui belakangan bom tersebut berdaya ledak rendah, tapi itu merupakan bentuk ancaman yang harus segera ditangani," imbuh Slamet.
Menurut Slamet, polisi sudah menindaklanjuti teror bom itu di Markas Brimob Jeulikat, Lhokseumawe.
Temuan bom rakitan ini dinilai beberapa pihak sebagai bentuk ancaman karena Desa Ujong Pacu yang begitu aktif membersihkan kawasannya dari narkoba. Slamet mengatakan, warga desa itu memang gencar melakukan penyisiran terhadap kegiatan terlarang seperti penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
BACA JUGA: Dukung Kejagung Bongkar Obral Murah Aset Negara
Keberanian warga untuk tetap membenahi kawasannya dari narkoba, kata Slamet, patut mendapatkan apresiasi.
"Bom tak membuat semangat mereka surut. Komitmen dan keberanian warga Ujong Pacu memberikan pelajaran yang begitu penting bagi belahan nusantara yang lain, agar terus waspada dan terus berjuang menghancurkan geliat sindikat narkoba," tandas Slamet. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inikah Kriteria yang Dipakai DPR Pilih Capim KPK?
Redaktur : Tim Redaksi