Desa Devisa Mendorong Kolaborasi dan Komoditas Unggulan

Jumat, 09 Juli 2021 – 19:52 WIB
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank. Foto dok LPEI

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank yang merupakan Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI melaksanakan mandat untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia melalui Pembiayaan Ekspor Nasional dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi.

Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas LPEI berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).

BACA JUGA: Bukalapak Tawarkan Saham ke Publik

Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.

Pendampingan LPEI bersama beberapa lembaga yang berhubungan dengan perdagangan, ekspor, budidaya pertanian serta akses pembiayaan membuka peluang keberhasilan yang optimal.

BACA JUGA: LPEI Gelar Pelatihan Ekspor Serentak di 3 Kota Besar di Indonesia

Wilayah yang berpotensi untuk diberikan pendampingan dalam kegiatan Community Development akan dianalisa menggunakan key indicators dalam klasifikasi kriteria dan parameter untuk mengukur kebutuhan dalam pengembangan menjadi Desa Devisa.

Bersama Institut Pertanian Bogor, yang merupakan salah satu anggota dari University Network for Indonesia Export Development (UNIED), LPEI mengkaji indikator untuk mengembangkan sebuah desa menjadi Desa Devisa, dengan mempertimbangkan sejumlah aspek yaitu produk, konsistensi dan keberlanjutan produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar pemangku kepentingan, produsen dan manajerial, infrastruktur dan sarana penunjang lain.

BACA JUGA: Seperti ini Cara Marshanda Beri Dukungan Untuk Nia Ramadhani

Program Desa Devisa ini selain meningkatkan kapasitas masyarakat daerah dan mengembangkan komoditas unggulan desa, program ini juga mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai pasukan ekspor global baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi kepada negara melalui kegiatan ekspor.

Hingga saat ini LPEI telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan.

Kedua Desa Devisa ini telah mendapatkan beragam pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan untuk peningkatan kualitas produknya, kapasitas produksinya, peningkatan SDM dan juga untuk mendapatkan sertifikasi guna meningkatkan harga jual.

Melalui program Desa Devisa ini, LPEI mendapatkan penghargaan dari Global CSR Award berupa silver award untuk kategori 'Empowerment of Women' di tahun 2020 lalu.

Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto menuturkan pihaknya akan terus menjalankan program Desa Devisa di seluruh Indonesia.

Pendampingan dan pengembangan masyarakat dalam program Desa Devisa ini kata Agus, akan membawa produk lokal Indonesia mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.

“Keberhasilan penerapan program Desa Devisa di dua wilayah ini kami harapkan dapat diduplikasi ke sejumlah wilayah di Indonesia. Saat ini LPEI sedang berproses untuk pengembangan desa devisa di beberapa wilayah yang memiliki potensi komoditas unggulan antara lain beras dan kopi. Dalam waktu dekat ini kami akan melakukan peluncuran desa devisa di kawasan Jawa Barat,” tutur Agus.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler