Desak Babinsa Dibubarkan, Mantan Wakasad: Waspada Kebangkitan Komunis

Senin, 09 Juni 2014 – 10:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakasad Letjend TNI (Purn) Suryo Prabowo mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap bangkitnya komunis melalui desakan agar Bintara Pembina Desa (Babinsa) dibubarkan.

Suryo mengaku teringat dengan makalah Ketua PKI DN Aidit yang diberi judul 'Laporan singkat tahun 1964 tentang hasil riset mengenai keadaan kaum tani dan gerakan tani di Jawa Barat'.

BACA JUGA: Jalan Kaki Brebes-Jakarta demi Ketemu Jokowi

"DN. Aidit menyampaikan bahwa rakyat di desa bisa sejahtera bila 7 'setan desa' yaitu tuan tanah, lintah darat, tengkulak jahat, tukang ijon, bandit desa, pemungut zakat, dan kapitalis birokrat desa (termasuk di antaranya Babinsa) dihapuskan," kata Suryo Prabowo, melalui rilisnya (Senin 9/6).

Dia menilai, ini semacam pola yang secara sistematis ingin menjauhkan TNI dari rakyat. "Padahal TNI dan rakyat itu seperti ikan dan air. Sayangnya petinggi TNI terutama AD mudah tergoda iming-iming kekuasaan," ujarnya.

BACA JUGA: Pendukung Jokowi-JK Jalan Kaki Brebes-Jakarta

Menurut Suryo, itulah yang membuat SBY menekankan perwira tinggi TNI AD agar tetap netral. "Sadar langkahnya terbaca Presiden, mereka cepat lakukan preemtive strike, atau mendahului melakukan serangan politis tentang pelibatan Babinsa," ungkap penerima bintang Adhimakayasa sebagai lulusan terbaik Akmil tahun 1976 tersebut.

Desakan agar Babinsa dibubarkan muncul dari kubu Jokowi-JK sebagai reaksi terhadap ditemukannya oknum Babinsa yang meminta warga memilih capres tertentu.

BACA JUGA: Capres dan Timses Dinilai Tidak Paham Demografi

"Ini strategi sangat licik yang akan mengunci Probowo. Jika Probowo menang nanti diklaim atas bantuan TNI melalui Babinsa. Jadi ada alasan bikin rusuh. Kalau sudah rusuh TNI/Polri bisa ambil tindakan, lantas dituding TNI tidak netral karena mendukung nomor 1. Tujuan akhir kelompok ini nanti mencabut TAP MPRS No.XXV/1966 & UU 27/1999 tentang larangan komunisme," bebernya.

Sebaliknya, Suryo menganjurkan daripada berpolitik busuk yang dapat merusak hubungan TNI dan rakyat, lebih baik sesama capres beradu visi, misi atau program.

"Sesama jenderal ini 1 ilmu, 1 buku dan 1 guru. Jadi mudah sekali membaca strateginya. Makanya Prabowo lebih fokus pada visi, misi dan program kerja pro rakyat. Dituduh borjuis rapopo, yang penting kebijakannya populis. Lagi pula borjuis itukan istilah yang biasa digunakan komunis," pungkasnya.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencitraan Jokowi Meredup, Elektabilitas Prabowo Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler