jpnn.com - JAKARTA - Massa yang tergabung pada Aliansi Rakyat Indpendent (ARI) melakukan aksi di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka mendesak lembaga survei yang meresahkan agar segera dibubarkan.
"Kami berasumsi, lembaga survei di Indonesia kini sudah tidak Independen lagi. Kami meminta kepada KPU untuk menghapus lembaga survei karena sudah terang-terangan memihak kepada kedua kandidat capres-cawapres," kata Koordiantor Aksi ARI, Tubagus Fahmi dalam orasinya, Selasa (15/7).
BACA JUGA: Jokowi-JK Menang di Basis Muhammadiyah
Tubagus mengatakan, KPU harusnya menjaga nilai-nilai Demokrasi Indonesia. Ini untuk tujuan terciptanya konidisi aman dan damai tanpa harus ada hasil Quick Count dari para lembaga survei. Tak hanya itu, ARI juga menuntut keras KPU untuk bersikap netral dan tidak memihak kepada capres-cawapres manapun.
Seperti diketahui, hasil quick count lembaga survei pada tanggal 9 Juli lalu dengan adanya perbedaan membuat masyarakat bingung siapa yang benar. Karena lembag survei kini diduga telah melakukan keberpihakan diantara dua kandidat capres-cawapres tersebut. ARI pun meminta kepada KPU untuk bersikap tegas dan membubarkan seluruh lembaga survei yang kini sudah tidak netral lagi.
BACA JUGA: Tindak Perusahaan Bandel, BPJS Kerjasama Kepala Daerah
"Kita juga menuntut kepada lembaga survei jika tidak indenpedent baiknya dibubarkan saja. Karena akan bikin ricuh dan mengklaim dirinya paling benar melibihi Tuhan," tegasnya.
ARI yang merupakan gabungan dari beberapa universitas yaitu UT (Universitas Terbuka), Universitas. Az-Zahra, UBK (Universitas Bung Karno) itu berharap kepada KPU agar melakukan rekapitulasi suara secara transparan. Alasannya, pemenang yang akan diputuskan nantinya tidak diprotes karena proses rekapitulasinya dilakukan secara terbuka. (awa/jpnn)
BACA JUGA: Besok KPK Garap Jero Wacik Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Tak Bertuan BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp 1,4 T
Redaktur : Tim Redaksi