Desak PPATK Telusuri 'Tanoesudibjo Prabowo Hatta'

Jumat, 20 Juni 2014 – 17:42 WIB
Poempida Hidayatulloh.

jpnn.com - JAKARTA- Desas-desus transaksi keuangan mencurigakan di bursa saham atas nama 'Tanoesudibjo Prabowo Hatta', makin kencang terdengar beberapa hari ini.

Rumornya, di lantai bursa didapati adanya transaksi investasi yang tercatat sebagai "Tanoesudibjo Prabowo Hatta" sebesar Rp869,8 miliar, untuk membeli saham empat perusahaan grup MNC baru-baru ini.

BACA JUGA: Mahfud MD: Banyak Kasus Pelanggaran HAM

Grup MNC dimiliki oleh Pengusaha Hary Tanoesudibjo yang menjadi salah satu Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

Dari total dana itu, dana sebesar Rp712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham berkode BHIT di Bursa Efek Indonesia. Kemudian Rp 113 miliar dibelikan 1,38 persen saham berkode KPIG, Rp33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN.

BACA JUGA: Curiga Transaksi Tanoesudibjo Prabowo Hatta di BEI untuk Cuci Uang

Nama yang muncul di transaksi itu, pas dengan nama pasangan calon presiden-calon wapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Untuk mengupasnya agar tidak terjadi hal-hal negatif hingga berbuntut melanggar aturan, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) pun didesak untuk menelusuri investor bernama 'Tanoesudibjo Prabowo Hatta' itu.

BACA JUGA: FPOR: Obor Rakyat Lakukan Kampanye Negatif

"PPATK harus proaktif untuk menelusuri asal-usul dan transaksi yang bisa jadi sangat bernilai politis tersebut. Jangan sampai transaksi itu sebagai awal penggelontoran dana untuk pemenangan pilpres," kata Anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Poempida Hidayatulloh, di Jakarta, Jumat (20/6).

"Jangan sampai ada dana-dana yang dicucikan melalui pasar modal, namun sebenarnya dana haram yang digunakan secara tidak benar. Publik pun berhak curiga, apakah dana itu berasal dari mafia minyak yang diduga sedang menjalankan politik balas budi," imbuhnya.

Yang lebih mencurigakan, lanjut Poempida, setelah transaksi berjalan 20 menit, secara mendadak dan seakan ada 'sim salabim' nama investor berubah menjadi 'Tanoesoedibjo Harry'.

Dan momentum transaksi itu bersamaan dengan Prabowo Subianto yang tidak melakukan kegiatan kampanye.

Tentu saja kesamaan nama investor di bursa dengan nama pasangan capres-cawapres nomor urut satu, membuat Poempida menilai perlunya kewaspadaan. Apalagi hasil survei sering menempatkan Prabowo-Hatta berada jauh di bawah Jokowi-JK.

"Apakah ini sebagai strategi untuk mendapatkan dana politik?" kata Poempida.

Dia menilai Prabowo-Hatta dan Hary Tanoesudibjo harus memberikan penjelasan atas dugaan mendapatkan dana untuk kepentingan pilpres. Semua pihak wajib mengedepankan transparansi dalam penggunaan dana kampanye sesuai perintah UU.

Dia melanjutkan publik juga berhak untuk mengetahui ada apa di balik transaksi itu, dan apa kaitannya dengan pilpres yang tinggal beberapa hari lagi.

Dan yang pasti, negara tidak boleh dikendalikan oleh kekuatan uang di dalam menentukan pemimpin nasionalnya.

"Melihat apa yang terjadi dengan transaksi tersebut, terasa betul bedanya, bahwa Jokowi jauh lebih mandiri. Sebab rakyatlah sumber kekuatan Jokowi," ucap politisi Partai Golkar itu.

Hingga sejauh ini, rekening gotong royong rakyat untuk Jokowi-JK memang sudah mencapai nilai lebih dari Rp50 miliar, sejak dibuka di akhir Mei lalu. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Pastikan Segera Lacak Kasus Transkrip Mega-Basrief


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler