Desentralisasi Pendidikan Hingga Provinsi Saja

Satu dari Tiga Opsi

Senin, 07 November 2011 – 17:06 WIB

JAKARTA—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menawarkan tiga opsi menyangkut masalah desentralisasi pendidikanKepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud , Khairil Anwar Notodiputro mengatakan, tawaran opsi ini muncul lantaran banyaknya kebijakan yang belum selaras antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Dari penelitian yang telah kami lakukan, memang ditemukan banyaknya kebijakan yang belum sinkron karena dibuat pada saat bersamaan

BACA JUGA: Di Sabah, 28 Ribu Anak TKI tak Sekolah

Sehingga, banyak dari aturan kebijakan tersebut yang saling berbenturan,” ungkap Khairil ketika ditemui di ruang kerjanya di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (7/11).

Dalam prosesnya, lanjut Khairil, ada tiga opsi yang berkembang dan akan segera didiskusikan
Pertama, desentralisasi dilakukan tidak seragam

BACA JUGA: Peningkatan Pembangunan Kualitas Pendidikan Merayap

Artinya, jika daerah sudah siap maka langsung didesentralisasi saja
Tapi, kalau daerah yang euforia berlebihan dan banyak salah menafsirkan, urusan pendidikan tidak langsung didesentralisasi dulu

BACA JUGA: AS Janji Perbesar Kesempatan Beasiswa

"Siapkan prosesnyaIni opsi yang berkembang dengan stakeholder di beberapa daerah, terutama di Surabaya dan Semarang," jelasnya.

Kedua, desentralisasi pendidikan hanya sampai di tingkat propinsiMenurutnya, sekarang ini desentralisasi pendidikan sudah sampai di tingkat kabupaten dan kotaKetiga, desentralisasi parsialArtinya, dari semua tugas pendidikan, mulai dari menyusun kurikulum, buku, hingga menyiapkan murid dirinci dan dipetakan mana yang bisa menjadi kewenangan daerah, provinsi, dan pusat.

"Ketiga hal itu akan dibicarakan di Bogor pada akhir November iniNantinya akan disamakan persepsinyaSyukur kalau bisa diputuskan satu pilihan dan ketiga opsi tersebutSupaya semuanya happy," urainya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekening Sekolah Mati, Transfer Dana Rehab Terhambat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler