Rekening Sekolah Mati, Transfer Dana Rehab Terhambat

Jumat, 04 November 2011 – 19:33 WIB

JAKARTA--Dana yang sudah disalurkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk rehabilitasi sekolah jenjang SMP, dari total jumlah dana Rp 129 miliar  sudah tersalurkan 93,9 persenSedangkan dana rehabilitasi untuk jenjang SD dari total jumlah dana Rp 617 miliar, hingga saat ini baru tersalurkan 63,9 persen.

"Saat ini sekitar 193 SD dan 43 SMP juga sudah mulai melakukan kegiatan fisik

BACA JUGA: Gila, Ada Investor Properti Mainkan SMA 6

Jadi hingga saat ini  perkembangan sudah signifikan mulai dari penyaluran sampai kegiatan fisik," ungkap  Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Taufik Hanafi saat konferensi pers perkembangan rehabilitasi sekolah di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (4/11).

Disebutkan, Kemdikbud dalam melakukan program rehabilitasi sekolah rusak di tahun 2011mencakup sekolah dengan jumlah totalnya sebanyak 3020 unit sekolah, yang terdiri dari 2419 unit SD dan 601 unit SMP.

Taufik mencontohkan, SD Babakan Madang, Kabupaten Bogor, sudah mulai melakukan kegiatan pembangunan fisik
Selain itu, SD Negeri  Asam tiga, kabupaten Kupang, lanjut Taufik, juga sudah terlihat kerjasama dengan TNI yakni dalam pengerjaan pondasi dan secara pararel penyiapan kusen sudah mulai dilakukan.

Namun begitu, ada beberapa sekolah yang belum menerima dana rehabilitasi sekolah

BACA JUGA: SMA 6 Bulungan Dikabarkan akan Diserang Lagi

Hal ini disebabkan karena data rekening yang diberikan kurang lengkap, sehingga dana yang ditransfer oleh pusat (kas negara) tidak sampai.

"Dari pengalaman yang ada, informasi yang dikirimkan ke pusat itu rekening sekolahnya sudah tutup atau mati
Kalau itu terjadi maka akan terjadi proses return dan itu akan mengulang lagi keatas dan ini telah terjadi di beberapa sekolah

BACA JUGA: Banyak Status Lahan Sekolah Tidak Jelas

Sekolah ketika  diminta datanya  beranggapan rekeningnya masih aktif ternyata waktu dikirim, sudah tidak aktifSehingga akan terjadi proses pengiriman kembali dan itu akan membutuhkan waktu," paparnya.

Taufik menjelaskan, diketahui adanya  rekening sekolah bisa menerima dana transfer atau tidak dari adanya penolakan proses transfer tersebutMenurutnya, jika ada rekening sekolah yang mati harus ada proses surat menyurat secara resmi dan tidak bisa dilakukan secara informal karena  itu harus tercatat semuanya"Karena ke depannya ini semua harus terecord dengan baik dan harus ada bukti transfer dan sebagainya," ungkapnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh ke AS, Targetkan Perbanyak Jumlah Doktor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler