Destinasi Pariwisata Cross Border Mulai Agresif Goyang Jiran

Selasa, 15 Maret 2016 – 03:20 WIB
Menpar Arief Yahya. Foto: Dok JPNN

jpnn.com - ENTIKONG – Beberapa event Kemenpar di cross border, Entikong, Kalimantan Barat mulai terdengar detaknya. Banyak media yang mulai memberikan porsi exposure yang optimistik dari perbatasan Indonesia-Malaysia dan memiliki koneksitas ke Brunei Darussalam di Pulau Borneo itu. 

“Publik juga sudah mulai heboh dengan mencari tahu, objek wisata alam apa saja yang ada di perbatasan Entikong itu,” kata I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Mancanegara, Kemenpar dalam keterangan resminya yang dikirimkan ke redaksi JPNN, Senin. 

BACA JUGA: Sesko TNI Harus Punya 2 Kelebihan

Pitana sempat berdiskusi dan mendapatkan masukan dari anggota Komisi X DPR RI Zulfadhli. Juga mendengar keterangan perwakilan Kemenlu, Konjen Ri di Kuching Jahar Gultom. Termasuk beberapa unsur Muspida kawasan perbatasan Entikong di rapat bersama DPR RI di Senayan. 

Hasilnya? “Optimis! Indonesia Incorporated. Berjuang untuk tujuan yang sama, membangun Indonesia, dengan persepsi yang sama, membangun negeri agar lebih berdaya,” jelasnya. 

BACA JUGA: Prajurit Wajib Mencatat Pesan Filosofis Kasum TNI

Meski di Entikong itu suhunya sampai 37 derajad Celcius, show music dengan tajuk Entikong Music Concert 2016 itu tetap saja ramai diserbu orang. Ribuan orang menyemut di Lapangan Patoka. Ada etnis Melayu, Dayak, Tiongkok, semua tumplek blek menjadi satu. 

Branding Wonderful Indonesia sontak menjadi terkenal di wiayah perbatasan. Jauh meninggalkan negeri Jiran Malaysia yang habis-habisan mempromosikan brand Truly Asia. Di kawasan perbatasan itu, logo dan tulisan Wonderful Indonesia menggebrak agresif. 

BACA JUGA: 2 Kapal Perang RI Serbu Perairan Laut Flores, Ada Apa?

Dua artis nasional yang sangat popular di Malaysia, Siti Liza dan Firman Siagian juga sukses menghipnotis ribuan masyarakat yang hadir menyaksikan Entikong Music Concert itu.

“Brand Wonderful Indonesia harus dinaikkan dulu, agar masuk dalam benak semua orang di kawasan perbatasan. Saat branding sudah kuat, memasukkan program apapun akan jadi lebih mudah,” papar I Gde Pitana. 

Menpar Arief Yahya menambahkan, destinasi di perbatasan juga akan diperhatikan, agar orang Malaysia bisa lebih lama berada di Indonesia. Syarat destinasi yang kuat itu ada 3A. Akses, atraksi dan amenitas. 

Di perbatasan yang paling krusial adalah amenitas dan atraksi. Harus ada kamar hotel, homestay, restoran, café, transportasi local, dan segala hal yang memudahkan wisatawan. 

“Inilah PR Kemenpar selanjutnya,” kata Menpar Arief Yahya. 

Ada misi besar yang ingin diangkat Kemenpar di wilayah perbatasan Entikong. Ke depan, Entikong bisa diproyeksikan menjadi pintu masuk wisatawan Malaysia dan Brunei Darussalam. Karena itu destinasi wisata perbatasan yang sangat beragam di wilayah Sanggau dan Kapuas Hulu, Kalimantaran Barat harus juga dipikirkan. 

“Pemda yang memiliki destinasi juga harus mulai concern memperbaiki diri,” kata Menpar. 

Wilayah itu punya potensi, eksotis dan alamnya nyata. Wilayah itu bisa ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari perbatasan Entikong. Di Sanggau, ada beragam destinasi wisata yang bisa dijual ke Malaysia. 

Ada Pesona Wisata Alam Pancur Aji, Wisata alam dengan kawasan hutan lindung yang menyimpan beragam flora langka. Ada Kayu Tengkawang dan taman anggrek. Kawasan yang punya banyak satwa langka seperti orang utan dan aneka burung termasuk burung Enggang khas Kalimantan.

Pancur Aji juga menawarkan wisata pesona air pegunungan seperti sungai Merobu, Engkuli, Bayu, Kenian, Setapang, Mongan dan Sungai Mawang. Sensasi keindahan alam, keaslian hutan yang menawarkan kesegaran alami serta arus sungai yang cukup deras merupakan salah satu tantangan sekaligus memberikan pengalaman yang menarik dan sangat disayangkan jika dilewatkan.

Bergeser sedikit ke utara, ada Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu. Panorama alamnya jangan ditanya. Kalau dilihat dari Bukit Tekenang, danau ini terlihat seperti area Arsipel di Taman Mini Indonesia Indah. Sebuah danau yang seolah-olah memiliki pulau-pulau kecil.

“Jadi program cross border tourism itu hanyalah pancingan. Kolam ikannya di Sanggau dan Kapuas Hulu. Jika infrastruktur penunjangnya beres, dari titik inilah bisa dieksplorasi turis asal Malaysia dan Brunei Darussalam dengan target angka yang lebih banyak lagi,” lanjutnya.(ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Buwas Pengin Tahu yang Memeriksa Kesehatan Bupati Narkobaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler