Detektif Jubun Bicara soal Body Shaming dan Dampaknya

Minggu, 08 Desember 2024 – 10:57 WIB
Detektif Jubun. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Mengejek fisik atau body shaming masih sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, perilaku ini dapat berdampak serius bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis.

Jubun, Founder & CEO Aman Sentosa Investigation Agency yang dikenal sebagai Detektif Jubun, mengungkapkan keprihatinannya terkait video viral pendakwah Gus Miftah yang dianggap menghina pedagang es teh saat berceramah di Magelang.

BACA JUGA: Detektif Jubun Merilis Buku Seni Membaca Rahasia Manusia, Ini Isinya

Menurut Jubun, ejekan verbal semacam ini sering kali muncul karena persepsi tertentu tentang standar kecantikan atau ketampanan.

"Body shaming dapat menyebabkan korban merasa dirinya cacat dan tidak berharga. Akibatnya, mereka bisa saja mengalami stres hingga depresi," jelas Jubun, dalam keterangannya, Minggu (8/12).

BACA JUGA: Detektif Jubun Berbagi Tip dan Cara Aman Mencari Orang Hilang

Dia menekankan bahwa dampak body shaming tidak hanya memengaruhi psikologi korban tetapi juga fisiknya. Gejala fisik yang dialami korban, menurut Jubun, meliputi kelelahan, hilangnya selera makan, insomnia, dan sakit kepala.

Sementara itu, dari sisi psikologis, korban sering merasa bersalah, putus asa, dan kehilangan motivasi, bahkan dalam kasus ekstrem, korban bisa berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

BACA JUGA: Detektif Jubun Ungkap 5 Bahaya Bermain Judi Online, Waspada!

"Depresi ringan yang dibiarkan dapat berkembang menjadi depresi berat, yang akhirnya mengganggu hubungan sosial dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker atau strok," tambahnya.

Tidak hanya korban, Jubun juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap pelaku body shaming.

"Pelaku juga memerlukan bimbingan dari para ahli untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini," ujarnya.

Dia menyarankan psikoterapi sebagai langkah untuk membantu korban maupun pelaku dalam menangani dampak buruk dari body shaming.

Terkait kasus Gus Miftah, Jubun memberikan pandangannya. Dia menduga maksud sang pendakwah hanya untuk melucu, agar suasana dakwah lebih santai.

"Namun, penting untuk memastikan humor tidak melukai hati orang lain. Menyampaikan kritik atau pesan kebenaran sebaiknya dilakukan dengan cara yang membangun, bukan menjatuhkan," katanya.

Jubun pun mengingatkan bahwa dampak body shaming tidak bisa diremehkan. Ia mengajak semua pihak untuk lebih peka dan bijaksana dalam bertutur kata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di ruang publik.

"Jangan sampai humor kita malah menjadi luka bagi orang lain," tutur Jubun. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler